AIRSPACE REVIEW – Mantan Menteri Pertahanan Jepang Onodera Itsunori mengonfirmasi bahwa Filipina telah secara resmi meminta penjualan atau transfer sistem rudal pertahanan udara Type 81 buatan Jepang.
Pengumuman tersebut dipublikasikan melalui akun X Max Montero pada 10 Juli 2024, yang menyoroti kerja sama pertahanan yang sedang berlangsung antara kedua negara.
Hubungan pertahanan Jepang dan Filipina telah menguat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh kekhawatiran bersama atas keamanan regional dan menguatnya militer China di Laut Cina Selatan.
Kedua negara telah meningkatkan kerja sama strategis mereka melalui berbagai perjanjian, latihan militer bersama, dan transfer peralatan pertahanan.
Dalam sebuah wawancara, Onodera mengungkapkan bahwa Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) siap untuk memensiunkan beberapa sistem rudal, sehingga membuka peluang untuk mentransfernya ke negara-negara sekutunya.
Di antara sistem yang dijadwalkan untuk dipensiunkan adalah sistem rudal permukaan ke udara Type 81 dan MIM-23 Hawk.
Selain itu, sistem rudal Type 11 dan Type 03 milik JSDF yang lebih baru juga telah diidentifikasi sebagai kandidat potensial untuk dijual.
Mengenai Type 81, dikembangkan oleh perusahaan Toshiba sebagai pengganti meriam antipesawat 75 mm M51 Skysweeper dan M15A1 37 mm/12,7 mm.
Sistem ini mulai dikembangkan tahun 1966, namun baru benar-benar operasional tahun 1981. Total sebanyak 1.800 sistem Type 81 pernah dibangun.
Dirancang sebagai sistem jarak pendek bergerak (mobile) untuk mengisi kesenjangan kinerja antara rudal portabel FIM-92 Stinger dan sistem rudal MIM-23 Hawk yang lebih besar.
Sebanyak empat rudal ditempatkan di.atas bak truk taktis Isuzu Type 73 berpenggerak 6×6.
Jangkauan tembak rudalnya dari jarak 0,5 – 14 km dan ketinggian dari 15 hingga 3.000 m. Meluncur dengan kecepatan maksimum 2,9 Mach.
Rudal dapat diandalkan untuk menyergap target terbang seperti pesawat sayap tetap, helikopter, juga drone. -RBS-