AIRSPACE REVIEW – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyetujui pembentukan Pasukan Sistem Tak Berawak sebagai cabang terpisah dari Angkatan Bersenjata Ukraina. Cabang militer baru ini secara eksklusif akan berfokus pada penggunaan sistem tak berawak.
Bersamaan dengan peresmian cabang baru ini, Kolonel Vadym Sukharevsky diangkat menjadi Komandan Pasukan Sistem Tak Berawak pertama pada 26 Juni 2024.
Publikasi pertahanan Jane’s menyebut cabang baru militer Ukraina ini sebagai kekuatan tak berawak pertama di dunia.
Ukraina mengklaim, Pasukan Sistem Tak Berawak bertujuan untuk mengoordinasikan penempatan drone dan sistem robotik di wilayah darat, udara, dan maritim, khususnya terkait dengan perang Rusia-Ukraina saat ini.
Sementara itu, Kepala Biro Analisis Militer-Politik (BVPA) Alexander Mikhailov menyatakan cabang militer baru telah memberi Zelensky kesempatan lain untuk meminta lebih banyak uang dari Barat.
“Sebuah cabang militer terpisah memerlukan alokasi pendanaan terpisah dari anggaran Kementerian Pertahanan Ukraina,” kata Mikhailov kepada Sputnik.
Ia menambahkan bahwa Departemen Pertahanan Ukraina sepenuhnya didanai oleh kolektif Barat. Oleh karenanya Ukraina akan mengirimkan rancangan undang-undang baru yang lebih besar kepada kurator Barat untuk pembentukan kekuatan baru ini.
Pakar tersebut melihat sedikit manfaat dalam memisahkan komando sistem drone dari cabang militer lainnya.
“Seseorang tidak boleh melihat Ukraina sebagai model militer,” lanjutnya. “Sejauh yang saya tahu, baik Amerika, Israel, maupun negara-negara Eropa tidak memiliki cabang militer terpisah untuk kendaraan tak berawak,” ujar dia.
Ditanya tentang kekuatan Rusia, pengamat militer tersebut menyatakan bahwa kekuatan Rusia tidak kalah. Rusia semakin banyak menerapkan sistem robot tak berawak di hampir semua cabang angkatan bersenjatanya.
Dia mencontohkan, Resimen Senapan Bermotor Rusia memiliki drone kecil mereka sendiri, yang menyediakan pengintaian medan dan transmisi data artileri.
Sebelum dimulainya operasi militer khusus, Rusia bukanlah pemimpin dalam teknologi drone militer, kata Mikhailov. Namun kini Kalashnikov daro Rusia telah memberikan kontribusi besar terhadap upaya perang Rusia dengan drone Lancet dan Kub yang canggih.
Dia menunjukkan bahwa sejumlah perusahaan dan perusahaan militer lainnya, termasuk Almaz-Antey, United Aircraft Corporation dan Russian Helicopters juga telah memulai produksi sistem tak berawak baru. (RNS)