Korea Selatan meningkatkan kewaspadaan pascaperjanjian kemitraan strategis Korea Utara dan Rusia

F-15K Slam Eagle Korea SelatanROKAF

AIRSPACE REVIEW – Presiden Korea Selatan Yun Seok Yeol menginstruksikan kepada para pembantu seniornya untuk mempersiapkan semua skenario yang mungkin terjadi sehubungan dengan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Rusia dan Korea Utara.

Pada 24 Juni orang nomor satu di Korea Selatan itu menggelar pertemuan dengan sekretaris kepala pemerintahan untuk memastikan kesiapan penuh terkait situasi keamanan yang buruk di Semenanjung Korea.

Presiden memerintahkan kesiapan penuh di bidang keamanan militer dan ekonomi, yang dapat dipengaruhi oleh situasi seputar perjanjian Rusia-Korea Utara dan situasi di Timur Tengah.

Sebelumnya pada 19 Juni, dalam kunjungannya ke Pyongyang, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Kedua negara menetapkan bantuan militer segera jika terjadi serangan terhadap salah satu pihak.

Putin mengatakan, Korea Selatan tidak perlu khawatir tentang keamanannya setelah perjanjian baru Rusia dan Korea Utara.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mencatat bahwa hanya calon agresor yang perlu khawatir dengan klausul bantuan militer, karena klausul tersebut bersifat defensif.

Sejauh ini secara rutin Korea Selatan menggelar latihan militer besar-besaran dengan Amerika Serikat dan Jepang guna merespons eskalasi geopotilik di Semenanjung Korea dan Laut China Timur.

Beberapa hari lalu AS mengerahkan gugus tempur kapal induk nuklir USS Theodore Roosevelt (CVN-71) ke Busan, Korea Selatan.

Kapal induk ini tiba di Korea Selatan untuk melaksanakan latihan militer trilateral “Freedom Edge”. Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan, kehadiran CVN-71 menunjukkan postur pertahanan gabungan yang kuat dari aliansi Korea Selatan-AS dan tekad kuat mereka untuk menanggapi meningkatnya ancaman dari Korea Utara.

Kedatangan kapal induk tersebut dipandang sebagai proyeksi yang jelas dari kekuatan militer AS dan jangkauannya di seluruh kawasan.

Latihan militer gabungan AS – Korea Selatan – Jepang ini merupakan hasil dari kesepakatan langsung yang dicapai oleh para menteri pertahanan ketiga negara sebelum kunjungan penting Presiden Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang pekan lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Korea Utara pada 19 Juni untuk pertama kalinya dalam 24 tahun. Kedatangan Putin ke Pyongyang disambut langsung oleh Kim Jong-un dengan gelaran karpet merah dan rangkulan hangat Kim. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *