AIRSPACE REVIEW – Rencana pembelian 24 jet tempur F-15EX oleh Kementerian Pertahanan RI tertunda karena pembiayaan untuk mengakuisisinya belum mendapatkan pengalokasian dari Kementerian Keuangan.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS pada 10 Februari telah menyetujui untuk penjualan 36 jet tempur F-15EX (untuk Indonesia diberi kode F-15ID) beserta kelengkapannya kepada Indonesia dengan skema Penjualan Militer Asing (FMS) senilai 13,9 miliar dolar AS.
Hal itu telah diumumkan Washington secara resmi di laman Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA).
Di antara hal yang termasuk dalam izin penjualan 36 pesawat F-15EX tersebut adalah 87 mesin F110-GE-129 atau F100-PW-229 berikut suku cadangnya.
Lalu 45 radar AN/APG-82(v)1 Advanced Electronically Scaned Array (AESA) dan suku cadangnya, 45 AN/ALQ-250 Eagle Passive Active Warning Survivability Systems (EPAWSS); 48 komputer digital Advanced Display Core Processor (ADCP) II dan suku cadangnya.
Kemudian 80 Joint Helmet Mounted Cueing Systems (JHMCS) serta suku cadangnya; 92 Perangkat keamanan Sistem Pemosisian Global (GPS)/Sistem Navigasi Inersia (EGI).
Lalu 40 pod navigasi LANTIRN AN/AAQ-13 termasuk suku cadangnya; 40 AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pod (ATP) termasuk suku cadangnya; 156 peluncur LAU-128 termasuk suku cadangnya; dan 40 sistem senjata Vulcan M61A termasuk suku cadangnya.
Paket lainnya yang termasuk dalam izin ini adalah pod pelatihan Air Combat Maneuvering Instrumentation (ACMI) (P5 CTS) dan peralatan pendukung; MS-110 Recce Pod; AN/ASG-34 Infrared Search and Track International; AN/ALE-47 counter-measures dispenser; AN/PYQ Simple Key Loaders; navigasi presisi tambahan, komunikasi yang aman dan peralatan kriptografi.
Kemudian dukungan Electronic Combat International Security Assistance Program (ECISAP); Joint Mission Planning Systems (JMPS); Night Vision Goggles (NVG) dan peralatan serta suku cadang pendukung; tangki bahan bakar konformal; serta chaff and flares.
Juga disertai peralatan pendukung dan pengujian personel; pylon, adaptor peluncur, weapons interfaces, tangki bahan bakar, dan perangkat keras yang terpasang; dan travel pod.
Demikian juga dengan peralatan pengukuran presisi, kalibrasi, dan simulator; suku cadang dan perbaikan, layanan perbaikan dan pengembalian; peta, publikasi, dan dokumentasi teknis; studi dan survei; perangkat lunak diklasifikasikan/tidak diklasifikasikan.
Kemudian dukungan perangkat lunak; pelatihan personel dan peralatan pelatihan; jasa pengelolaan fasilitas, desain dan/atau konstruksi; Layanan dukungan teknik, teknis dan logistik dari Pemerintah AS dan kontraktor; dan elemen terkait lainnya dari dukungan logistik dan program. Pendek kata, paket yang diizinkan untuk diekspor ke Indonesia merupakan komponen dan perangkat-perangkat penting.
Dari 36 turun jadi 24
Lama tak terdengar kelanjutannya setelah izin ekspor diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri AS, pada 22 Agustus 2023 Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunggah di akun Instagramnya foto penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Indonesia untuk komitmen pembelian 24 unit jet tempur terbaru Boeing F-15EX.
Disebutkannya angka 24 unit f-15EX tersebut, secara langsung maupun tidak berindikasi mengeliminir rencana pembelian awal 36 unit F-15EX yang telah diajukan Jakarta ke Washington menjadi 24 unit saja.
Penandatanganan MoU dilaksanakan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Marsda TNI Yusuf Jauhari dan Wakil Presiden Direktur dan Manajer Program Boeing Fighters Mark Sears di fasilitas Boeing di St. Louis, Amerika Serikat.
“Dengan senang hati kami mengumumkan kesepakatan pengadaan pesawat tempur F-15EX yang penting bagi Indonesia,” kata Prabowo usai menyaksikan penandatanganan MoU saat itu.
“Pesawat tempur canggih ini akan melindungi dan mengamankan negara kami dengan kemampuan mutakhirnya,” lanjut Prabowo dikutip dari siaran pers Boeing yang dibagikan kepada media.
Sebelumnya dalam gelaran Indo Defence 2022 di Jakarta, Tim Boeing datang lengkap ke Jakarta dengan harapan Indonesia dapat mewujudkan rencana pembelian jet tempur F-15ID. Terlebih lagi, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah beulang kali bertemu dengan Menhan Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan dan menyinggung tentang hal ini.
President of Business Development Boeing Defense Space & Security Heidi Grant yang hadir di Indo Defence 2022 di Jakarta mengatakan kepada Airspace Review bahwa kabar baik mengenai rencana akuisisi jet tempur F-15ID oleh Indonesia diharapkan dapat terbit pada tanggal 7 Desember tahun itu.
Pada saat Indo Defence 2022 tersebut, posisi Indonesia masih dalam tahap melakukan negosiasi untuk merealisasikan pembelian jet tempur F-15ID. Sehingga, Heidi Grant sendiri mengaku belum bisa memberikan pernyataan yang pasti mengenai keputusan Jakarta.
“Ya, kita harapkan tanggal 7 Desember ini akan ada berita baik. Semoga,” ujarnya saat itu.
Pejabat Boeing lainnya dalam perbincangan dengan Airspace Review mengatakan, Boeing siap mengirimkan pesawat pertama F-15ID kepada Indonesia dalam empat tahun sejak kontrak efektif berjalan atau telah mencapai satatus “Come Into Force”.
Produksi pesawat untuk Indonesia, lanjutnya, tidak akan terganggu oleh pesanan Angkatan Udara AS (USAF) maupun potensi pembelian dari negara lain. Boeing dapat menyesuaikan produksi dengan kapasitas 24 unit pesawat per tahun untuk F-15EX ini dan diharapkan Indonesia segera memenuhi persyaratan untuk proses produksi pesawat yang akan dibeli.
Boeing berniat membantu Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan rencana mengakuisisi 24 F-15ID untuk TNI Angkatan Udara.
Rencana pengadaan F-15EX dari Boeing telah disampaikan jauh-jauh hari oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersamaan dengan rencana pembelian 42 unit jet tempur Rafale dari Amerika Serikat.
Pembelian 42 Rafale yang dilakukan dalam tiga kali penandatanganan kontrak telah selesai dilaksanakan dan semua kontrak telah berjalan efektif setelah Indonesia menyertakan uang muka kepada pabrikan untuk memulai produksi pesawat. Rencananya pada tahun 2026, pesawat kelompok pertama Rafale akan diterima oleh Indonesia. Indonesia akan menjadi negara pertama pengguna Rafale di ASEAN.
Indo Defence 2024 akan digelar pada 6-9 November mendatang. Diperkirakan pameran pertahanan bertaraf internasional terbesar di Indonesia pada tahun ini akan lebih besar dan meriah dibanding pelaksanaan Indo Defense sebelum-sebelumnya, seiring telah dilantiknya Presiden baru Republik Indonesia Prabowo Subianto pada 20 Oktober serta kabinet baru yang dibentuknya. Kita tunggu! (RNS)