AIRSPACE REVIEW – Di pameran kedirgantaraan ILA 2024 di Berlin, Jerman 5-9 Juni, Airbus Defence and Space menghadirkan drone siluman “Wingman” yang inovatif. Drone ini dirancang sebagai ‘loyal wingman’ untuk mendampingi jet tempur modern berawak dalam pertempuran udara nantinya.
Airbus menyebut, Wingman dirancang secara khusus untuk mendampingi Eurofighter Typhoon yang masih akan dipertahankan hingga tahun 2050-an dan dikembangkan pada varian yang semakin canggih.
Konsep Wingman dirancang oleh Airbus Defence and Space untuk dapat dikendalikan oleh pilot di pesawat tempur. Hal ini mencakup misi untuk serangan presisi, peperangan elektronik, dan pengintaian ekstensif, memanfaatkan sensor dan konektivitas canggih untuk beroperasi secara efektif bersama pesawat tempur berawak.
Layaknya rancangan generasi masa depan, Wingman didesain dengan karakteristik siluman untuk menurunkan tingkat tangkapan radar. Drone ini menggunakan material yang dapat menyerap gelombang radar.
Selain itu, untuk menjaga kemampuan silumannya, semua persenjataan dan muatan dibawa secara internal.
Michael Schoellhorn, CEO Airbus Defense and Space, mengatakan Angkatan Udara Jerman membutuhkan sistem tak berawak untuk mendukung jet tempurnya menjelang Sistem Udara Tempur berikutnya, yang diharapkan akan beroperasi pada tahun 2040.
Ia menambahkan, Wingman sedang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas tempur dan fleksibilitas armada tempur yang ada. Solusi ini diharapkan dapat terealisasi pada tahun 2030-an.
Airbus juga mengumumkan kemitraan dengan Helsing, perusahaan perangkat lunak AI dan pertahanan terkemuka di Eropa untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem Wingman.
Kolaborasi Airbus dan Helsing akan fokus pada pengembangan kemampuan AI yang dapat menangani data dari berbagai sensor, mengoptimalkan subsistem dan melakukan peperangan elektronik, sehingga meningkatkan kemampuan operasional otonom Wingman.
Teknologi AI yang dikembangkan oleh Helsing akan memainkan peran penting dalam memungkinkan Wingman melakukan tugas-tugas kompleks secara mandiri.
Hal itu untuk mengurangi risiko bagi pilot manusia sambil tetap menjaga pengawasan dan kendali manusia atas proses pengambilan keputusan yang penting. (RNS)