AIRSPACE REVIEW – Swedia telah menunda rencana pengiriman jet tempur kebanggaan mereka, Saab Gripen, ke Ukraina. Hal ini dilakukan karena negara-negara mitra pendonor F-16 ke Ukraina menekankan agar Ukraina fokus pada satu jet tempur buatan Amerika Serikat.
Dikatakan bahwa sistem F-16 berbeda dengan Gripen, sehingga hal ini dapat merepotkan Ukraina dalam hal pengoperasian jet tempur nantinya.
“Negara-negara lain dalam koalisi angkatan udara telah meminta kami menunggu sebelum menyumbangkan Gripen,” kata Juru Bicara Menteri Pertahanan Pal Jonson kepada AFP pada hari Selasa.
Swedia mengatakan telah menangguhkan rencana pengiriman jet tempur Gripen ke Ukraina karena mitranya ingin memprioritaskan pengiriman jet tempur F-16 ke Kyiv.
“Mitra koalisi angkatan udara kami menyoroti bahwa ada kompleksitas signifikan yang terlibat dalam pengenalan dua sistem jet tempur secara bersamaan dan fokusnya harus pada pengenalan sistem F-16 ke Angkatan Udara Ukraina,” jelas Jonson.
Dengan kata lain, negara-negara koalisi angkatan udara ingin agar Ukraina fokus pada satu jenis pesawat tempur saja, yakni F-16.
Keputusan hari Selasa diumumkan di Brussels saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menandatangani perjanjian di mana Belgia akan memasok 30 jet tempur F-16 ke Ukraina hingga tahun 2028.
Belgia menyatakan, pengiriman jet tempur Fighting Falcon-nya tersebut dapat dimulai pada akhir tahun ini.
Belanda dan Denmark memimpin koalisi 11 negara yang berkomitmen mengirimkan jet buatan AS ke Ukraina dan melatih pilot Ukraina.
Swedia belum menetapkan apakah rencana pengiriman Gripen ke Ukraina akan dilanjutkan atau dihentikan sama sekali.
“Kami tidak mengecualikan pengiriman Gripen pada tahap selanjutnya,” pungkas Jonson. Disebutkan, Angkatan Udara Swedia saat ini memiliki lebih dari 90 jet tempur Gripen. (RNS)