AIRSPACE REVIEW – Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu mengatakan bahwa Ukraina tidak mungkin menjadi anggota NATO dalam waktu dekat. Ia memperkirakan, setidaknya butuh 30 tahun ke depan hal itu akan terjadi.
“Anda tahu keputusannya, hal ini diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Bahkan mungkin dalam 30 tahun ke depan,” kata Scholz kepada masyarakat Jerman pada acara peringatan 75 tahun konstitusi Jerman, dikutip Sputnik.
Seperti diketahui, di tengah peperangannya dengan Rusia, Ukraina mengajukan percepatan keanggotaan NATO pada September 2022.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendekati negara-negara NATO untuk membantu memperjuangkan agar Ukraina bisa menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut.
Pada Maret lalu, ketua Komite Militer NATO Rob Bauer mengatakan bahwa terkait keanggotaan Ukraina di NATO telah diselesaikan, namun diskusi mengenai jangka waktunya masih berlangsung.
Pada 29 April 2024, Presiden Zelensky dalam sesi tanya jawab di Universitas Pertahanan Nasional di Kyiv mengatakan, Ukraina akan bergabung dengan NATO secepatnya setelah berhasil mengalahkan Rusia.
Zelensky dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam kesempatan tersebut bertemu dengan para siswa yang sedang menjalani pelatihan militer profesional sesuai standar NATO. Zelensky menjawab pertanyaan mereka tentang kerja sama Ukraina-NATO dan penguatan pertahanan udara Ukraina.
Pertemuan tersebut diadakan pada hari yang sama ketika Stoltenberg mengunjungi Kyiv.
“Ketika kami mengundang suatu negara untuk bergabung dengan aliansi ini (NATO), kami tidak hanya membutuhkan mayoritas, namun juga kesepakatan sempurna antara 32 anggota,” tandas Stoltenberg.
Sekjen NATO menambahkan bahwa konsensus mengenai jalan Ukraina menuju keanggotaan NATO belum tercapai. Namun NATO sedang berupaya mengerjakannya.
Ia menegaskan bahwa NATO berkomitmen membantu Ukraina dan menyebut masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, perluasan NATO untuk memasukkan Ukraina akan menciptakan ancaman keamanan nasional langsung terhadap Rusia.
Moskow menganggap status non-blok Ukraina sangat penting untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. (RNS)