AIRSPACE REVIEW – Badan Akuisisi, Teknologi & Logistik Jepang (ATLA) baru-baru ini kembali mengirimkan personelnya ke Angkatan Laut AS untuk memajukan pengembangan railgun Negeri Matahari Terbit tersebut.
Dilaporkan, inisiatif ini bertujuan untuk memanfaatkan keahlian yang dikuasai AS untuk mempercepat penerapan praktis railgun.
Sejak November 2023, ATLA telah menempatkan petugas penelitian di lembaga penelitian Angkatan Laut AS, di mana petugas tersebut mengumpulkan wawasan dari mereka yang terlibat dalam penelitian railgun dan fasilitas inspeksi.
Penugasan mereka berakhir pada bulan Juni 2024 ini, dan kini ATLA kembali pengiriman personal pengganti.
Sebelumnya dikabarkan, pengembangan railgun medium Jepang mampu meluncurkan proyektil 320 g dengan kecepatan awal yang mencengangkan yaitu 2.230 m/detik atau setara 6,5 Mach.
Daya tahan railgun dilaporkan juga berkinerja luar biasa yaitu lebih dari 120 putaran dan energi muatannya saat ini yang mencapai 5MJ menunjukkan kehebatan teknologi.
Bahkan, mereka menargetkan di masa depan, yang bertujuan menuju energi muatan 20MJ.
ATLA mulai mengembangkan railgun-nya pada tahun fiskal 2016 dan melakukan uji tembak lepas pantai pertama di dunia menggunakan kapal Pasukan Bela Diri Maritim Jepang pada tahun 2023.
Railgun, yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk meluncurkan proyektil dengan kecepatan tinggi, menawarkan alternatif berbiaya lebih rendah dibandingkan artileri konvensional yang berbasis bubuk mesiu, selain itu lebih sulit untuk dicegat.
Senjata canggih ini dianggap sebagai pengubah permainan perang yang potensial oleh Pasukan Bela Diri Jepang, dengan potensi penerapan dalam serangan darat dan laut serta intersepsi rudal. -RBS-