AIRSPACE REVIEW – Perkembangan teknologi drone yang kemudian telah diaplikasikan di medan perang, telah menuntut satuan-satuan tempur untuk memiliki alutsista penangkal untuk mengimbanginya. Tidak luput, Korps Marinir AS (USMC) pun saat ini sedang menggenjot pengembangan teknologi radar dan pembunuh drone.
Kantor Eksekutif Program Sistem Darat saat ini sedang mengembangkan pertahanan udara berbasis darat, radar ekspedisi, dan kendaraan lapis baja ringan untuk menemukan efisiensi dan pemanfaatan teknologi yang sudah ada.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan medan perang dan mengatasi ancaman yang muncul dengan kecepatan dan efisiensi lebih tinggi. Fokusnya pada pengembangan Ground/Air Task Oriented Radar (G/ATOR) dan mengintegrasikan prototipe radar pasif Angkatan Darat ke dalam sistem Multi-domain Radar in Contested Environments (MuDRaCE), Defence News melaporkan.
Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan sistem radar multi-domain yang lebih efektif dan cocok untuk lingkungan yang diperebutkan.
USMC dengan cepat mengerahkan sistem seperti Kemampuan Intersepsi Jarak Menengah dan Sistem Terpadu Pertahanan Udara Laut. Sistem ini dirancang untuk menetralisir ancaman drone, memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kemampuan pertahanan.
USMC juga terlibat dalam pengembangan Advanced Reconnaissance Vehicle (ARV) yang mencakup sistem berawak dan tak berawak. Kendaraan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengintaian, meningkatkan kemampuan Marinir untuk mengumpulkan dan bertindak berdasarkan intelijen medan perang. (RNS)