Latihan militer untuk persiapan dan penggunaan senjata nuklir taktis dimulai di Rusia

Rudal Iskander-MMil.ru

AIRSPACE REVIEW – Rusia telah memulai tahap pertama latihan militer mengenai praktik persiapan dan penggunaan senjata nuklir taktis. Hal ini dinyatakan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa.

“Di bawah perintah panglima tertinggi, latihan militer yang melibatkan praktik persiapan dan penggunaan senjata nuklir taktis dimulai di Distrik Militer Selatan di bawah pengawasan Staf Umum,” bunyi pernyataan kementerian.

Selama latihan tersebut, pasukan rudal Rusia berlatih melakukan persiapan penggunaan sistem rudal taktis Iskander.

Sementara itu, Angkatan Dirgantara Rusia akan melengkapi senjata penerbangan, termasuk rudal hipersonik Kinzhal dengan muatan khusus untuk menuju ke area patroli mereka.

Kementerian Pertahanan Rusia menggarisbawahi bahwa latihan tersebut dilakukan sebagai tanggapan terhadap pernyataan provokatif yang dibuat oleh pejabat Barat.

Latihan dilaksanakan untuk menjaga kesiapan tanggapan dan memastikan kedaulatan nasional.

Sebelumnya diberitakan, industri pertahanan Rusia telah menerapkan modifikasi pada sistem rudal Iskander dengan memasukkan pembelajaran dari perang di Ukraina ke dalam desainnya.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa rudal balistik, khususnya rudal 9M723 yang digunakan oleh sistem rudal taktis Iskander-M, telah mengalami peningkatan untuk digunakan menyerang sasaran di Ukraina. Hal ini berdasarkan analisis terhadap sisa-sisa rudal yang ditemukan dari serangan baru-baru ini di Ukraina.

Ditemukan bahwa penggunaan hulu ledak umpan pemancar radio sebelumnya, yang dirancang untuk mengalihkan perhatian sistem pertahanan udara Ukraina dengan memancarkan sinyal radio palsu, telah diganti.

Sistem umpan baru ini telah ditukar dengan penerima tambahan yang tahan sinyal satelit, serupa dengan yang digunakan dalam bom luncur dan drone kamikaze Shahed 136 buatan Iran. Salah satu rudal yang ditemukan mengungkapkan integrasi modul GPS terlindungi dan tahan gangguan yang dikenal sebagai Kometa-R8.

Penyempurnaan desain ini menunjukkan adanya penilaian ulang oleh para insinyur Rusia, yang memprioritaskan peningkatan ketahanan dan akurasi rudal dibandingkan penggunaan sistem umpan pengecoh terpisah.

Rudal balistik jarak dekat 9M723 Iskander memiliki massa 3.800 kg, berdimensi panjang 7,3 m, diameter 92 cm, dan hulu ledak seberat 480–700 kg. Rudal ini didorong menggunakan mesin dengan propelan padat satu tahap. Kecepatan maksimumnya mencapai 2.000 m/detik (Mach 5,9) dan jangkauan operasional di kisaran 400–500 km.

Sementara itu, pesawat pembom jarak jauh Tu-22M3 dan pesawat tempur MiG-31 yang dilengkapi dengan rudal Kinzhal secara rutin telah melaksanakan penerbangan di atas Kaspia dan Laut Baltik.

Penerbangan tersebut dilakukan sesuai dengan aturan internasional, kata Panglima Penerbangan Jarak Jauh Letnan Jenderal Sergey Kobylash. Penerbangan pembom itu dikawal oleh jet tempur Su-30SM dan Su-35S.

Rusia telah menggunakan sistem rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal dalam operasi tempur di Ukraina. Rudal ini berhasil menunjukkan efisiensi tinggi dan kekebalan terhadap sistem pertahanan udara Ukraina.

Kinzhal merupakan rudal udara ke darat hipersonik yang memiliki kecepatan hingga 10 Mach (12.000 km/jam) dan jangkauan lebih dari 2.000 km.

Kecepatan luncurnya yang luar biasa tingginya tersebut, membuatnya susah untuk dicegat oleh sistem rudal pertahanan udara modern manapun saat ini.

Rudal ini pun memiliki kemampuan melakukan manuver untuk mengelak di setiap tahap penerbangannya, mengindari sistem rudal pertahanan udara lawan yang coba mencegatnya.

Rudal Kinzhal mulai beroperasi pada Desember 2017. Rudal ini merupakan salah satu dari enam senjata strategis baru Rusia yang diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.

Debut perang Kinzhal terjadi terjadi pada Juni 2021. Saat itu sebuah rudal Kinzhal diluncurkan oleh MiG-31K dari Pangkalan Udara Khmeimim, Suriah menyasar sebuah target pemberontak di darat.

Kemudian, selama operasi militer khusus Rusia di Ukraina pada 2022, untuk pertama kalinya Kinzhal digunakan untuk menghancurkan gudang senjata di bawah tanah angkatan bersenjata Ukraina di Deliatyn, Ivano-Frankovsk pada 18 Maret 2022.

Namun karena besarnya ukuran fisik Kinzhal dengan panjang 8 m dan diameter 100 cm, membuatnya hanya bisa dilepaskan dari jet buru sergap bongsor MiG-31K dan pembom strategis Tu-22M3 saja.

Kini, industri pertahanan Rusia tengah mengembangkan varian baru rudal hipersonik Kinzhal yang berukuran kompak berdasarkan pengalaman keberhasilan di Ukraina dengan sandi proyek Gremlin.

Proyek Gremlin yang diumumkan pada 27 April 2022 oleh Kementerian Pertahanan Rusia nantinya akan mempersenjatai jet tempur generasi 4,5 seperti Su-30SM, Su-35S, dan juga pesawat tempur generasi kelima Su-57. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *