AIRSPACE REVIEW – Perkembangan dunia pesawat tanpa awak (drone) termasuk pesawat tempur berkecepatan hipersonik yang tidak diawaki akan semakin menarik di masa mendatang. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), perusahaan memujudkan hal itu untuk mengubah zaman. Hal ini pula yang dilakukan oleh Destinus, perusahaan rintisan baru asal Swiss.
Destinus mengungkapkan dua program drone yang mampu mengambil keputusan untuk menembakkan senjata.
Yang pertama adalah Hornet, pesawat tak berawak ini dirancang untuk menghancurkan drone lain. Kemudian yang kedua adalah Destinus G, yakni pesawat tempur tak berawak untuk spesialisasi pertempuran udara, tanpa memerlukan seseorang untuk mengambil keputusan.
Destinus memperkenalkan kedua proyeknya ini setahun lalu di Paris Air Show 2023. Startup yang kini berkantor di Paris ini juga bergerak di bidang militer. Perusahaan ini didirikan oleh Mikhail Kokorich dari Rusia.
Media memberitakan, Destinus awalnya mengembangkan Lord, sebuah drone yang dirancang untuk pengumpulan intelijen, gangguan elektronik, dan intersepsi elektromagnetik.
Model ini tidak menggunakan GPS dan tidak diujicobakan dari jarak jauh. Kecerdasan buatan menganalisis medan yang dilaluinya.
Direktur BFM Business Mikhail Kokorich dalam wawancara dengan media Finlandia Yle pada Januari lalu mengatakan, dalam waktu 3 hingga 5 tahun ia akan memulai produksi Destinus G. Pesawat tak berawak ini bisa menjadi perisai terhadap pesawat musuh, rudal subsonik, supersonik, dan hipersonik.
Kokorich yang awalnya berkebangsaan Rusia pindah dari Rusia ke Amerika Serikat sebelum menuju ke Swiss untuk meluncurkan startup Destinus pada tahun 2021. Michel Friedling, mantan jenderal Angkatan Udara dan Luar Angkasa Prancis (AAE) kemudian bergabung dengan dewan direksi perusahaan rintisan tersebut.
Destinus saat ini mempekerjakan 170 orang dan memiliki pabrik di Munich, Madrid, serta di Hengelo. (RNS)