Rusia memastikan pasokan amunisi untuk operasi militer khusus saat ini mencukupi

Kendaraan militer Rusia dalam Parade Hari Kemenangan 2024AP

AIRSPACE REVIEW – Rusia memastikan pasokan amunisi dan perlengkapan untuk operasi militer khusus saat ini mencukupi. Hal ini dikatakan Direktur Garda Nasional Rusia Viktor Zolotov kepada media.

“Tidak ada masalah seperti itu sekarang. Terlebih lagi, saya ingin memuji wakil saya yang bekerja di Kementerian Pertahanan Rusia. Dia menghabiskan satu tahun penuh di sana. Selama bekerja, saya ingin mengatakan, mereka tidak punya masalah dengan senjata, amunisi, makanan, seragam Dia menyelesaikan semua masalah ini,” ujarnya seperti diberitakan TASS.

Zolotov juga mengatakan Garda Nasional Rusia sudah mulai menerima pengiriman alat berat.

“Kami membicarakan hal itu, mengangkat isu perlunya kami memiliki senjata berat, tank, artileri, mortir,” kata dia.

“Kami sekarang mempunyai 36 tank dan artileri serta mortir sedang dikerahkan,” lanjutnya.

Rusia menggunakan istilah operasi militer khusus dalam operasinya di Ukraina. Namun pada Maret lalu Juru Bicara Kremlin Dimitry Peskov mengatakan bahwa Rusia sedang berperang dengan Ukraina karena intervensi dan dukungan Barat terhadap negara tetangganya tersebut. Hal ini diberitakan oleh Aljazeera.

Sejauh ini, Kremlin bersikeras bahwa serangan terhadap Ukraina yang diperintahkan pada 24 Februari 2022 hanyalah sebagai operasi militer khusus untuk memastikan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Istilah ini menyiratkan bahwa operasi tersebut memiliki ruang lingkup yang terbatas, sedangkan penggunaan istilah perang yang lebih luas secara efektif dilarang.

“Kami berada dalam kondisi perang. Ya, ini dimulai sebagai operasi militer khusus, tetapi segera setelah kelompok ini terbentuk, ketika kolektif Barat menjadi partisipan di pihak Ukraina, ini menjadi perang bagi kami,” ujar Peskov.

“Saya yakin akan hal itu. Dan setiap orang harus memahami hal ini, untuk motivasi internal mereka.”

Komentar Peskov muncul lima hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun berikutnya dan setelah apa yang dikatakan Kyiv sebagai serangan udara terbesar Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *