Jet tempur F-16 Singapura jatuh di Pangkalan Udara Tengah sesaat setelah lepas landas, pilot selamat

David Gibss

AIRSPACE REVIEW – Jet tempur F-16 Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) jatuh di Pangkalan Udara Tengah tak lama setelah lepas landas pada Rabu. Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) menjelaskan, pesawat mengalami masalah sesaat setelah lepas landas sekitar pukul 12.35 siang waktu setempat.

“Pilot dalam keadaan sadar dan bisa berjalan. Dia mendapat perawatan medis. Tidak ada personel lain yang terluka,” kata MINDEF dikutip media.

Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan dalam informasi terbarunya bahwa pilot tidak menderita luka parah.

“Dia sudah bisa berjalan, sadar, dan bisa berbicara. Namun sebagai tindakan pencegahan, (dia) akan tinggal di rumah sakit untuk observasi,” kata Dr Ng dalam unggahan di Facebook.

“Kewaspadaan dan kepatuhannya terhadap prosedur keselamatan untuk melontarkan diri menyelamatkan nyawanya,” tambah dia.

MINDEF mengatakan penyelidikan sedang berlangsung dan akan memberikan informasi terbaru segera setelah tersedia.

Sementara itu, portal berita CNA yang tiba di Pangkalan Udara Tengah sekitar pukul 14.45, tidak melihat aktivitas nyata. Personel berseragam yang berada di pintu masuk pangkalan udara menolak berbicara kepada media, tulisnya.

RSAF telah mengoperasikan F-16 selama hampir 30 tahun. Terakhir kali salah satu jet tempurnya jatuh 20 tahun yaitu pada Mei 2004. Saat itu sebuah jet F-16C jatuh ketika melaksanakan misi pelatihan malam di negara bagian Arizona, Amerika Serikat.

Kecelakaan itu menewaskan pilot Singapura berusia 25 tahun yang awalnya dilaporkan hilang.

Dewan penyelidikan menyimpulkan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh faktor manusia, dan mengatakan bahwa pilot mungkin mengalami kehilangan kesadaran atau disorientasi spasial akibat gravitasi, yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk memulihkan pesawat dari posisi terbalik, tulis CNA.

Dr Ng mengatakan meskipun RSAF memiliki catatan keamanan yang kredibel, dia kecewa atas insiden hari Rabu itu.

“Tujuan RSAF tetap harus nihil kecelakaan,” ujarnya. Investigasi penuh sedang dilakukan untuk memastikan semua faktor diidentifikasi dan diperbaiki secara tegas.

RSAF baru-baru telah meningkatkan armada F-16-nya. Pesawat ini akan digunakan hingga pertengahan tahun 2030-an, sebelum digantikan perannya oleh jet tempur generasi kelima F-35. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *