AIRSPACE REVIEW – Seluruh engineer yang terlibat dalam pembuatan kapal selam kelas Scorpene di PT PAL Indonesia (PT PAL) akan mendapatkan pelatihan dan sertifikasi terlebih dahulu dari Naval Group sebelum mereka mengerjakan proyek kapal selam tersebut.
Hal ini agar pengerjaan proyek kapal selam kelas Scorpene yang rencananya dibuat di PT PAL ini dapat berjalan lancar, lebih mudah, tepat waktu, dan mencapai mutu yang sesuai.
Sumber PT PAL hari ini mengatakan, kapal selam kelas Scorpene yang nantinya akan dioperasikan oleh TNI AL tersebut merupakan jenis baru dengan teknologi berbeda.
Para engineer PT PAL sendiri, ujarnya, sebenarnya sudah memiliki kapabilitas yang mumpuni. Hal ini telah dibuktikan dalam mencapai predikat zero deffect saat pengerjaan joint section kapal KRI Alugoro-405 yang dibuat di PT PAL.
Pencapaian tersebut, lanjut sumber tadi, membuktikan kapabilitas dari para engineer PT PAL dalam mencapai performa kapal selam kelas Chang Bogo asal Korea Selatan tersebut.
Dikatakan lebih lanjut, PT PAL dan Naval Group dari Prancis akan akan berupaya menghasilkan produk pertahanan bernilai tinggi dalam pembuatan kapal selam kelas Scorpene.
“Kami berharap pengerjaan proyek ini diberikan kemudahan dan kelancaran, sehingga dapat mecapai ketepatan waktu dan mencapai ketepatan mutu,” ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan RI telah menandatangani kontrak kerja sama pengadaan dua unit kapal selam kelas Scorpene dengan Naval Group dari Prancis. Penandatanganan kontrak dilaksanakan di Kantor Kementerian Pertahanan di Jakarta pada 28 Maret 2024.
Kontrak kapal selam kelas tonase 1.800 – 2.800 serta berteknologi Advanced and Improved Propulsion (AIP) ini ditandatangani oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group.
Selain mendapatkan dua unit kapal selam kelas Scorpene, berdasarkan kontrak tersebut Indonesia juga akan mendapatkan simulator untuk pelatihan, pelatihan awak kapal selam, instruktur dan operator simulator, Integrated Logistic Support, serta materi untuk tiga kali misi atau selama satu tahun, menurut rilis dari Kementerian Pertahanan RI.
Kontrak ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Kemhan RI dan Naval Group pada 12 Desember 2023.
Kapal selam kelas Scorpene memiliki panjang 71 m dan mampu melaju dengan kecepatan maksimum 20 knot.
Persenjataannya meliputi torpedo Black Shark, rudal SM 39 serta dapat dipasangi torpedo F21 dan dilengkapi sensor non akustik serta sistem komunikasi.
Selain itu, kapal ini juga memiliki kemampuan indiscretion rate (tidak terdeteksi oleh musuh saat beroperasi di bawah air) 4,5%.
Scorpene memiliki Full Lithium Ion Battery sehingga memberikan keunggulan dalam hal daya tahan dan kinerja.
Lithium-Ion adalah teknologi baterai yang ringan dan memiliki kepadatan energi tinggi yang memungkinkan kapal selam dapat beroperasi dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa perlu sering melakukan pengisian ulang. Hal ini penting untuk misi jangka panjang dan menjaga operasional kapal selam di laut.
Scorpene juga dilengkapi dengan teknologi Acoustic Discretion Technology for Minimizing Radiated Noise dan Planar Array. Teknologi ini adalah jenis antena di lingkungan laut yang dapat mendeteksi dan menganalisis informasi dengan lebih akurat dan cepat, sehingga memungkinkan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan respons yang lebih efisien terhadap situasi di lapangan. (RNS)