AIRSPACE REVIEW – Perang di Ukraina diprediksi masih akan lama berlangsung, sebab Rusia semakin menguasai wilayah Ukraina, memproduksi lebih banyak amunisi, dan mendapatkan lebih banyak bantuan dari China.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Intelijen Nasional Avril Haines kepada anggota Parlemen AS pada 2 Mei 2024.
“Kami menilai Presiden (Vladimir) Putin berpendapat bahwa tren domestik dan internasional menguntungkannya,” kata Haines kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat. Putin sedang menyusun kembali kekuatan Rusia setelah dua tahun pertama perang yang membawa bencana, yang telah menyebabkan lebih dari 300.000 orang Rusia menjadi korban dan menelan biaya ratusan miliar dolar,” lanjut Haines.
Mengingat taktik keras dan keberhasilan Rusia baru-baru ini, hanya ada sedikit, jalan keluar dari perang, termasuk melalui negosiasi. “Taktik agresif ini kemungkinan akan terus berlanjut dan perang kemungkinan besar tidak akan berakhir dalam waktu dekat,” kata dia.
Saat ini, lanjut Haines, Rusia membuat kemajuan yang lambat namun stabil di medan perang, dengan potensi terobosan taktis di sepanjang garis depan di wilayah seperti Donetsk dan Kharkiv. Pada saat yang sama, Rusia meningkatkan produksi amunisi sambil menunjukkan penundaan bantuan AS ke Ukraina dan kurangnya kapasitas amunisi di Eropa.
Peningkatan produksi persenjataan Rusia sebagian besar disebabkan oleh kesediaan China untuk menyediakan komponen dan material ke Moskow, menurut Haines dikutip Air & Space Forces Magazine.
Meskipun Putin telah melontarkan komentar yang menunjukkan bahwa ia bersedia melakukan perundingan perdamaian mengenai Ukraina, tidak ada indikasi bahwa ia bersedia memberikan konsesi yang signifikan.
Dengan menyerang sasaran-sasaran sipil dan infrastruktur di Ukraina, lanjutnya, Putin bertujuan untuk meyakinkan rakyat Ukraina bahwa melanjutkan perlawanan hanya akan menambah kerusakan pada Ukraina dan tidak memberikan jalan yang masuk akal menuju kemenangan.
Serangan terhadap infrastruktur Ukraina juga menciptakan hambatan logistik untuk memindahkan pasukan dan pasokan, memperlambat produksi pertahanan, dan meningkatkan tekanan terhadap Kyiv.
Haines mengatakan Putin menggandakan perang, meningkatkan belanja pertahanan hingga hampir 7 persen dari PDB Rusia. Belanja militer kini mencapai 25 persen anggaran pemerintah Rusia, tambahnya. (RNS)