AIRSPACE REVIEW – Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengumumkan pada minggu lalu (23/4), bahwa Angkatan Bersenjata Rusia akan menerima aset militer baru untuk dikerahkan dalam perang menghadapi Ukraina.
Sistem persenjataan tersebut mencakup rudal pertahanan udara S-500, S-400, S-300V4, Buk-M3, dan Tor-M2U, serta stasiun radar generasi baru.
Shoigu juga mengumumkan rencana industri militer Rusia untuk meningkatkan produksi senjata sebagai tanggapan atas apa yang dia identifikasi sebagai meningkatnya ancaman dari negara-negara Barat.
Ia juga mencatat pengurangan yang signifikan dalam jangka waktu pengembangan senjata-senjata ini, dengan menyatakan bahwa apa yang sebelumnya membutuhkan waktu lima hingga delapan tahun untuk diproduksi kini diselesaikan dalam empat hingga tujuh bulan saja.
Khusus mengenai S-500, Oleg Glazunov, seorang profesor dan pakar dari Asosiasi Ilmuwan Politik Militer, berbicara kepada media Rusia tentang pentingnya strategis sistem rudal pertahanan udara terbaru Rusia ini.
Glazunov merinci bahwa sistem ini dirancang untuk mencegat rudal balistik antarbenua dan menyerang target di orbit dekat bumi.
Dia mengklaim bahwa penerapan sistem canggih tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek jera, khususnya bagi NATO dan ahli strategi militer Amerika Serikat, dengan memberi sinyal peningkatan kemampuan pertahanan udara Rusia.
S-500 yang dijuluki sebagai Prometheus atau juga dikenal sebagai 55R6M Triumfator-M, mewakili kemajuan signifikan dalam bidang sistem pertahanan udara.
Dikembangkan oleh Almaz-Antey, sistem ini dirancang untuk menghadapi dan menetralisir berbagai ancaman udara, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM), rudal jelajah hipersonik, dan satelit orbit rendah, pada ketinggian hingga 200 km.
Pengembangan S-500 dimulai pada 2009 dan prototipe pertamanya selesai tahun 2012. Angkatan Bersenjata Rusia sendiri menerima senjata pra-produksi pertama sejak tahun 2016.
Salah satu pengujian S-500 dilakukan pada 22 Februari 2024, menunjukkan kemampuannya untuk mencegat target hipersonik secara efektif, yang dikenal dengan kecepatan tinggi, kemampuan manuver, dan kemampuannya untuk menghindari sistem pertahanan rudal konvensional.
Komponen penting dari S-500 adalah teknologi misilnya, dengan menggunakan rudal 77N6-N dan 77N6-N1, keduanya mampu mencapai kecepatan hipersonik dan dirancang untuk dampak kinetik, memberikan presisi melalui kecepatan tinggi.
Rudal-rudal ini meningkatkan kemampuan sistem untuk menangani ancaman pada jarak yang cukup jauh, dengan jangkauan yang dilaporkan mencapai 600 km.
Selain itu, waktu respons sistem yang berkisar antara tiga hingga empat detik menandai peningkatan substansial dibandingkan pendahulunya, yaitu S-400, yang memiliki waktu respons sembilan hingga sepuluh detik.
Sistem S-500 dipasang kendaraan BAZ-6909, dengan membawa dua unit peluncur rudal 77P6. Serta dikawal berbagai kendaraan komando dan kontrol.
Sementara, sistem radar S-500 mencakup radar akuisisi dan manajemen pertempuran 91N6A(M), yang memungkinkan deteksi dan pengelolaan berbagai target, serta meningkatkan kesadaran situasional dan kesiapan operasional sistem.
Radar lain seperti radar akuisisi 96L6-TsP dan radar keterlibatan ABM 77T6 memainkan peran penting dalam proses deteksi dan keterlibatan, mengamankan wilayah udara dari potensi ancaman.
Berkat radar ini, S-500 dapat menyerang hingga 10 target secara bersamaan, sebuah atribut penting untuk melawan teknik yang sering digunakan oleh Ukraina. -RBS-