AIRSPACE REVIEW – Bom Diameter Kecil yang Diluncurkan di Darat (Ground Launched Small Diameter Bomb/GLSDB) yang dibuat Amerika Serikat dan pernah sangat dinantikan oleh para pemimpin Ukraina, ternyata tidak berdaya di medan perang Ukraina.
Media Polandia, Interia, melaporkan bom-bom tersebut menunjukkan ketidakbergunaannya saat digunakan. Hambatan utama penggunaan bom semacam ini di front Ukraina, tulis laporan itu, adalah pengoperasian aktif sistem peperangan elektronik (EW) Angkatan Bersenjata Federasi Rusia yang sangat kuat.
Sebagaimana dicatat, sistem EW Rusia sangat efektif dalam menekan navigasi GPS yang digunakan pada bom. Bom tersebut menjadi tidak terkendali dan penggunaannya menjadi tidak bermakna.
Patut dicatat bahwa sebelumnya pihak Ukraina dan bahkan sejumlah ahli Barat melihat penggunaan GLSDB sebagai jalan keluar dari situasi kekurangan amunisi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa biaya amunisi tersebut dua kali lebih rendah dibandingkan biaya amunisi untuk sistem peluncuran roket ganda HIMARS.
Namun ternyata penggunaan bom semacam itu tidak memberikan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, komando Ukraina terpaksa berhenti menggunakan bom GLSBD di garis depan.
Ketika sinyal GPS ditekan oleh peralatan peperangan elektronik Rusia, amunisi tersebut hanya dapat mengandalkan sistem navigasi inersia untuk menghitung lokasi dampaknya. Hal ini menyebabkan amunisi tersebut meleset dari sasaran, kata laporan tersebut dikutip Kantor Berita Rusia, TASS.
Peralatan peperangan elektronik Rusia sangat efisien dalam menekan sinyal GPS yang dikirimkan ke GLSDB karena mereka meluncur dengan kecepatan yang relatif rendah, tambah laporan itu.
Pihak Ukraina juga tidak mampu mengatasi sistem peperangan elektronik Rusia yang beroperasi secara efektif, dan banyak analis militer Barat menyebut sistem peperangan elektronik Angkatan Bersenjata Rusia sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
GLSDB dikembangkan oleh Boeing dan Grup Saab dari Swedia untuk memungkinkan bom Boeing GBU-39 SDB yang awalnya dikembangkan untuk digunakan oleh pesawat terbang, diluncurkan di darat dari berbagai peluncur dan konfigurasi.
SDB digabungkan dengan roket M26 sehingga memungkinkannya diluncurkan dari sistem rudal berbasis darat seperti M270 MLRS dan M142 HIMARS.
Rudal ini juga bisa ditembakkan dari wadah peluncurannya sendiri, sehingga bisa ditembakkan dari laut (RNS)