AIRSPACE REVIEW – Bertepatan dengan upacara peringatan ke-93 tahun, Angkatan Udara Irak (al-Quwwat al-Jawwiya al-Iraqiya/IqAF) pada 24 April 2024 menunjukkan pertama kali drone intai serang CH-5 ke hadapan publik.
Namun drone buatan perusahaan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) tersebut akan digunakan oleh Komando Penerbangan Angkatan Darat Irak (IAAC).
Rumor pertama tentang kemungkinan akuisisi CH-5 muncul selama Pameran Pertahanan Internasional di Irak (IQDEX 2024) yang diadakan di Baghdad International Fairground pada 20-23 April lalu.
Sebuah poster Komando Penerbangan Angkatan Darat Irak menunjukkan CH-5 bersama dengan CH-4 yang sudah dioperasikan sebelumnya oleh IAAC.
Sebanyak 14 unit CH-4 dioperasikan oleh Skuadron Pengintaian Bersenjata ke-100 dari Pangkalan Penerbangan Angkatan Darat ke-2 (Al Kut).
Sementara jumlah CH-5 yang dibeli oleh Irak tak diungkapkan, namun diperkirakan jumlahnya sama dengan CH-4. Irak tercatat sebagai pengguna asing pertama dari drone CH-5.
Mengenai CH-5, merupakan keluarga terbaru drone seri Rainbow (Cai Hong/CH), mulai diperkenalkan oleh CASC pada tahun 2017.
Drone memiliki panjang 11 m, rentang sayap 21 meter, muatan 1.000 kg, dengan berat lepas landas maksimum (MTOW) lebih dari 3 ton.
Sebagai penggeraknya, CH-5 dibekali sebuah mesin turboprop WJ-9 berdaya 680 Hp. Drone mampu terbang hingga ketinggian 9.000 m dengan kecepatan jelajah 300 km/jam. Durasi mengudaranya hingga 30 jam atau jangkauan sejauh 2.000 km.
Sebagai drone bersenjata (UCAV), tentengan CH-5 terbilang cukup dahsyat. Drone ini mampu membawa 16 rudal udara ke darat sekaligus, selain itu juga dapat merilis bom pintar. -RBS-