AIRSPACE REVIEW – Saat peringatan Hari Pekerja Industri Pertahanan Ukraina, sebuah model drone kamikaze baru diluncurkan di hadapan Presiden Volodymyr Zelensky.
Menariknya, drone yang namanya masih dirahasiakan ini, mengadopsi sayap model X seperti drone kamikaze Lancet Rusia.
Drone ini dirancang untuk menargetkan target darat dan udara pada jarak operasional dan taktis melebihi 100 km berfungsi sebagai analogi drone Lancet Rusia.
Disebutkan, drone tersebut sudah beroperasi di garis depan melawan pasukan Rusia dan telah membuktikan efektivitasnya dengan sukses menghancurkan sistem rudal antipesawat Rusia.
Senjata baru ini dianggap sebagai cara yang efisien untuk menetralisir target darat dan udara karena kecepatan dan muatannya yang besar.
Amunisi berkeliaran ini ditenagai oleh motor listrik dan diluncurkan menggunakan ketapel, yang menyederhanakan penerapannya.
Tergantung pada misinya, drone dapat dilengkapi dengan hulu ledak yang beratnya mencapai 3 kg, tersedia dalam versi fragmentasi, termobarik, atau penusuk lapis baja. Yang terakhir ini dapat menembus armor hingga 40 mm, menimbulkan kerusakan yang signifikan.
Drone dapat dilengkapi juga dengan hulu ledak eksplosif yang dapat digunakan untuk menghancurkan benteng atau memerangi kendaraan lapis baja.
Ledakannya dipicu baik oleh tabrakan atau ketika berada di dekat suatu objek, melalui sinyal dari remote control operator. Teknologi ini mampu menghancurkan badan pesawat musuh dan menjatuhkannya secara efektif.
Sasaran utama drone ini adalah kendaraan yang bergerak dengan kecepatan di bawah 130 km/jam, termasuk drone Rusia seperti Orlan-10 dan Zala Lancet. Secara teoritis, serangan ini juga dapat melibatkan helikopter yang mengikuti lintasan berlawanan.
Sistem ini didukung oleh drone repeater yang bekerja bersama dengan amunisi rentetan untuk menemukan dan melacak target, mempersiapkan serangan, dan menilai hasilnya.
Berkat repeater, komunikasi jarak jauh ditingkatkan, memungkinkan operator mempertahankan kontrol dan transmisi video tidak terpengaruh oleh “cakrawala radio”.
Meskipun biaya sistem canggih ini belum diungkapkan secara resmi, namun diindikasikan sebanding dengan biaya drone taktis operasional lainnya yang digunakan oleh pasukan Ukraina. -RBS-