Khawatir berperang dengan Iran, Israel meminta AS segera menyetujui penjualan 25 jet tempur F-15EX, Indonesia bakal tersalip?

Boeing F-15IA_ IsraelBoeing

AIRSPACE REVIEW – Serangan udara Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 dapat menimbulkan konsekuensi terjadinya perang terbuka dengan Iran. Meski Israel lebih unggul secara militer di Timur Tengah dan selalu mendapat dukungan dari Amerika Serikat, banyaknya front yang harus dihadapi pada akhirnya membutuhkan penambahan sistem persenjataan yang lebih cepat, termasuk pengadaan 25 jet tempur Being F-15EX Eagle II.

Saat ini, pemerintahan Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan apakah akan mengizinkan paket transfer senjata senilai 18 miliar ke Israel, yang mencakup akuisisi lusinan jet tempur F-15EX beserta persenjataannya. Tiga sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada media.

Penjualan 25 jet F-15EX ke Israel telah ditinjau sejak AS menerima pesanan resmi pada Januari 2023, kata salah satu sumber. Mempercepat pengiriman pesawat adalah salah satu permintaan utama Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, saat mengunjungi Washington pekan lalu dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan as Lloyd Austin.

Melihat eskalasi yang terjadi di Timur Tengah, sebuah sumber mengatakan AS kini mempertimbangkan untuk mempercepat penjualan jet tempur F-15EX ke Israel. Angkatan Udara Israel juga mengatakan pihaknya bermaksud menggandakan jumlah pesanan tersebut.

Surat Permintaan (LOR) resmi pembelian jet tempur F-15EX telah dikirimkan Pemerintah Israel kepada Pemerintah AS pada pekan lalu. LOR merupakan langkah pertama dalam proses Penjualan Militer Asing (FMS).

Indonesia sudah lebih dulu mengajukan LOR untuk rencana akuisisi F-15EX. Setelah LOR diserahkan, barulah Badan Kerja sama Keamanan Pertahanan (DSCA) akan merilis informasi penawaran beserta nilai jualnya.

Indonesia telah lebih dulu mendapatkan izin untuk pembelian 36 jet tempur F-15EX dan berbagai kelengkapannya dari Washington seperti diumumkan oleh DSCA pada 10 Februari 2022.

Jakarta diberikan izin untuk mendapatkan untuk membeli hingga tiga puluh enam (36) pesawat F-15ID; delapan puluh tujuh (87) mesin F110-GE-129 atau F100-PW-229 (72 terpasang, 15 cadangan); empat puluh lima (45) Radar AN/APG-82(v)1 Advanced Electronically Scaned Array (AESA) (36 terpasang, 9 cadangan); empat puluh lima (45) AN/ALQ-250 Eagle Passive Active Warning Survivability Systems (EPAWSS) (36 terpasang, 9 cadangan); empat puluh delapan (48) komputer digital Advanced Display Core Processor (ADCP) II (36 terpasang, 12 cadangan); delapan puluh (80) Sistem Isyarat Pemasangan Helm Bersama (JHMCS) (72 terpasang, 8 cadangan); sembilan puluh dua (92) perangkat keamanan Sistem Pemosisian Global (GPS)/Sistem Navigasi Inersia (EGI) Tertanam; empat puluh (40) pod navigasi LANTIRN AN/AAQ-13 (36 terpasang, 4 cadangan); empat puluh (40) AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pods (ATP) (36 terpasang, 4 cadangan); seratus lima puluh enam (156) peluncur LAU-128 (144 terpasang, 12 cadangan); dan empat puluh (40) sistem senjata M61A “Vulcan” (36 terpasang, 4 cadangan) dan beragam kelengkapan lainnya. DSCA menaksir total pembelian ini senilai 13,9 miliar dolar AS.

Sementara itu, Angkatan Udara Israel (IAF) menginginkan 25 F-15EX baru dan secara paralel juga akan meningkatkan 25 varian F-15I ke konfigurasi avionik yang sama dengan F-15EX, kecuali untuk sistem fly-by-wire.

IAF saat ini mengoperasikan 50 varian F-15 A/B/C/D dan 25 varian F-15I. Varian baru F-15EX yang akan diakuisisi oleh Israel akan mendapatkan kode F-15IA.

Dengan dipercepatnya proses persetujuan penjualan F-15EX oleh AS ke Israel, akankah Israel menyalip Indonesia dalam mendapatkan jet tempur generasi empat plus terbaru ini? (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *