AIRSPACE REVIEW – Korea Aerospace Industries (KAI) menawarkan jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle kepada Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) untuk menggantikan armada F-16 RTAF.
CEO KAI Kang Goo-young menyatakan hal itu dalam kunjungan Menteri Pertahanan Thailand Sutin Klungsang ke Korea Selatan pekan lalu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengundang Sutin bersama dengan Sekretaris Jenderal Tetap Pertahanan Thailand Sanitchanok Sangkhachan untuk menyaksikan dua jet latih canggih T-50 buatan Korea yang akan dikirim ke RTAF pada bulan Agustus mendatang.
RTAF sebelumnya telah mengakuisisi total delapan jet latih canggih T-50 dan enam pesawat tempur ringan FA50 dari KAI pada tahun 2015. Pesawat-pesawat ini telah dikirim secara bertahap dan ditugaskan di Wing 4 yang berbasis di Nakhon Sawan sejak tahun 2018.
Kang, dalam jumpa pers dengan media menyatakan, FA-50 adalah pesawat tempur multiperan yang dapat menyamai kemampuan tempur udara jet F16 buatan AS, namun biayanya hampir setengahnya dan biaya perawatannya lebih rendah.
Ia juga menyebutkan bahwa KF-21, pesawat lain yang dikembangkan KAI, hanya berharga 80 juta USD (2,9 miliar baht) dengan biaya pemeliharaan 14.000 USD per jam penerbangan.
RTAF sedang bersiap untuk mempensiunkan F16 lama dari Skuadron 102 di Wing 1 dan menggantinya dengan 12 jet tempur baru. Untuk pengadaan empat pesawat pertama, anggaran sebesar 19 miliar baht (521 juta USD) telah dialokasikan untuk tahun fiskal 2025, sesuai dengan Buku Putih Angkatan Udara.
Rencana pengadaan jet tersebut kemungkinan akan disampaikan kepada kabinet pada 2 April, seperti yang diinformasikan oleh ACM Punpakdee Pattanakul, Komandan Angkatan Udara. RTAF saat ini sedang mempertimbangkan antara pesawat Gripen E/F dari Saab, Swedia dan pesawat F-16 Block 70 dari Lockheed Martin, AS. (RNS)