AIRSPACE REVIEW – Korea Selatan baru-baru ini membuat pengumuman mengenai rudal permukaan ke permukaan taktis korea (KTSSM) yang juga dikenal sebagai URE (Guntur). Rudal ini dijadwalkan mulai dioperasikan pada tahun 2024 ini
Pengumuman dari Seoul tersebut muncul setelah keberhasilan peluncuran uji coba KTSSM 1 (URE 1), yang merupakan bagian dari program uji coba yang direncanakan.
Sumber dalam mengonfirmasi bahwa sasaran tersebut berhasil dihancurkan dengan rudal yang diuji. Semua spesifikasi teknisnya telah diverifikasi seperti diberitakan Bulgarian Military (24/3).
Pengujian yang sukses menandakan lampu hijau bagi URE 1 untuk memasuki tahap produksi massal. Para analis militer memandang uji coba peluncuran URE 1 sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman nuklir dari Korea Utara..
Perjalanan pengembangan rudal dimulai setelah serangan artileri Korea Utara pada tahun 2010 di Pulau Yeonpyeong, sebuah serangan yang hampir memicu perang antarkedua negara bertetangga, menyusul hilangnya dua warga sipil dan dua marinir Korea Utara pasca serangan balasan.
Roket URE 1 dilengkapi infrastruktur bahan bakar yang kokoh, penyimpanan yang aman, dan kemampuan peluncuran cepat meniadakan kebutuhan akan proses pengisian bahan bakar yang rumit.
Rudal ini mampu menyasar target hingga jarak 180 km, memberikan Korea Selatan jangkauan pertahanan dan ofensif yang luar biasa.
Hulu ledak termobariknya yang berbobot sekitar 500 kg dapat menimbulkan kerusakan besar pada target yang dituju. Hulu ledak besar ini dirancang untuk menghasilkan gelombang kejut seiring dengan kenaikan suhu yang signifikan di area terbatas mana pun.
Kunci dari kekuatan destruktifnya terletak pada efek vakum yang diciptakannya. Ledakan dalam efek vakum ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur, peralatan, sistem senjata, dan banyak lagi. (RBS)