AIRSPACE REVIEW – Di tengah polemik terhadap rencana awal Angkatan Udara AS (USAF) yang disebut akan memensiunkan jet tempur F-22 Raptor mulai tahun 2030 dan mengalihkan anggaran untuk pengembangan jet tempur Next Generation Air Dominance (NGAD), timbul wacana baru untuk memperpanjang usia pakai F-22 dan meningkatkan kemampuannya (upgrade).
Diketahui bahwa anggaran fiskal USAF tahun 2025 memungkinkan untuk melakukan upgrade jet F-22. Anggaran yang direncanakan USAF hingga tahun fiskal 2029 mencakup 4,7 miliar USD untuk akuisisi dan 3,1 miliar USD untuk penelitian, pengembangan, pengujian, dan evaluasi. Total anggaran tersedia mencapai 7,8 miliar USD,
Para pemimpin senior USAF menggambarkan program F-22 hingga tahun 2030 sebagai jembatan menuju NGAD. Anggaran tersebut mengasumsikan armada F-22 akan dikurangi sebanyak 32 pesawat, menjadi sekitar 153 pesawat, dan sebanyak 142 lainnya akan menerima upgrade lengkap. Sebanyak 32 jet yang ingin dipensiunkan oleh USAF merupakan konfigurasi Blok 20, seperti diwartakan Air & Space Forces Magazine.
Menteri Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan, dibutuhkan biaya lebih dari 50 juta USD untuk setiap peningkatan unit F-22 ke Blok 30 yang merupakan varian tercanggih.
Dokumen pembenaran anggaran untuk F-22 mengatakan kegiatan akuisisi selama lima tahun ke depan akan meningkatkan Program Penerbangan Operasional (OFP), sistem pelatihan, persenjataan, komunikasi, navigasi, uji coba antarmuka F-22, dan rangkaian peperangan elektronik.
Pembaruan yang diumumkan dalam dokumen menunjukkan bahwa USAF menyediakan F-22 dengan tangki bahan bakar tamabahan siluman jarak jauh, sensor inframerah, identifikasi, peningkatan kawan atau lawan, peningkatan konektivitas Link 16, pembaruan perangkat lunak, peningkatan peperangan elektronik dan sistem navigasi, peningkatan senjata dan perangkat keras baru agar lebih andal.
Di antara kemampuan baru yang sedang dipersiapkan untuk F-22 Raptor adalah Rudal Taktis Lanjutan Gabungan AIM-260 yang masih dirahasiakan.
Tangki bahan bakar jarak jauh dan sistem inframerah terungkap dalam karya seni yang dirilis oleh Komando Tempur Udara pada pertengahan tahun 2022 yang tanpa penjelasan pada saat itu. Sejak itu, pesawat uji yang menggunakan tangki bawah sayap baru dan sensor IR tersebut berhasil difoto di sebuah tempat pengujian di bagian barat AS, namun USAF menolak memberikan konfirmasinya.
Dokumen anggaran menyatakan, tinjauan kritis terhadap desain tangki bahan bakar siluman dilakukan pada awal tahun 2023 dan demonstrasi teknologi telah berlangsung sejak saat itu. Perangkat ini diperkirakan akan tersedia tahun 2026.
Sementara Sistem Deteksi Inframerah (IRDS), yang kemungkinan berupa dua pod ramping di sayap luar F-22 dalam karya seni, akan memasuki pengujian penerbangan penuh pada kuartal pertama tahun fiskal 2026. Produksi diharapkan akan dimulai pada awal tahun 2028, dengan pengiriman pada tahun berikutnya. (RNS)
Program Pesawat Perang Electronics Amerika , Semua Itu Hanya Propaganda Washington . Pada Dasarnya Hal Ini Belum Teruji Di Medan Perang Ukraine . Apakah Bisa / Mampu Untuk Melawan Perang Electronics Federasi Russia ?!! .