AIRSPACE REVIEW – Hermeus, perusahaan start-up asal Atlanta, Amerika Serikat meluncurkan Quarterhorse Mk 1, pesawat tak berawak berkecepatan hipersonik. Pesawat ini dipersiapkan Hermeus untuk uji penerbangan pertamanya di Pangkalan Angkatan Udara Edwards pada akhir tahun ini.
Perusahaan mengatakan, Quarterhorse Mk 1 akan menjadi drone multimisi untuk pasar pertahanan yang disebut Darkhorse dan pesawat penumpang yang dikenal sebagai Halcyon. Bila terealisasi, pesawat ini mampu terbang dari New York ke London dalam 90 menit.
Setelah Quarterhorse Mk 1, Hermeus juga akan meluncurkan versi berikutnya dari Quarterhorse, yakni versi supersonik Mk 2 yang lebih cepat pada tahun 2025. Pesawat ini akan ditawarkan kepada Pentagon.
“Kami sedang membangun kemampuan yang tentunya dapat mengisi beberapa kesenjangan, dan saya pikir memiliki kemampuan operasional lebih awal dari Darkhorse – seperti beberapa tahun sebelumnya – sangat membantu (Pentagon),” ujar CEO Hermeus AJ Piplica dalam wawancara dengan Breaking Defense.
Piplica menolak berkomentar mengenai apakah Hermeus akan mengusulkan Quarterhorse Mk 2 untuk program Replicator Pentagon, yang berupaya mengerahkan ribuan sistem tak berawak selama dua tahun, atau program Pesawat Tempur Kolaboratif (CCA) Angkatan Udara AS. Dikatakan bahwa Hermeus bukan salah satu dari lima pesawat prima pertama yang berpartisipasi dalam tahap awal proyek CCA USAF.
Namun, Hermeus memandang Quarterhorse Mk 2 – yang disebut oleh perusahaan sebagai “drone berkekuatan Mach tinggi pertama di dunia” – merupakan penawaran unik di antara sistem yang saat ini dioperasikan oleh militer Amerika Serikat.
Upaya Hermeus dalam mengembangkan pesawat tak berawak berkecepatan tinggi bukanlah satu-satunya. Baru-baru ini, rekan startup Anduril meluncurkan platform bertenaga roket subsonik tinggi untuk bertindak sebagai sistem pertahanan udara.
Sementara Stratolaunch yang terbang lebih tinggi berencana untuk melakukan uji terbang sendiri terhadap kendaraan hipersonik yang dapat dipulihkan pada akhir tahun ini. (RNS)