AIRSPACE REVIEW – Satu per satu maskapai besar dunia meninggalkan sang Ratu Surga (Queen of Heaven) atau lebih populer dikenal sebagai si Ratu Langit (Queen of the Skies), yakni armada Boeing 747.
Asiana Airlines dari Korea Selatan, adalah maskapai yang pada 25 Maret 2024 mengumumkan penggunaan B747-400 terakhir di jajarannya, yakni pesawat dengan nomor registrasi HL7428. Ini adalah satu-satunya pesawat serial Boeing 747 yang tersisa di Asiana Airlines.
HL7428 dengan nomor seri produksi pabrik 28552, dikirim langsung dari Boeing ke Asiana pada tanggal 18 Juni 1999. Selama 25 tahun kariernya yang termasyhur bersama maskapai ini, pesawat tersebut telah melakukan perjalanan keliling dunia dari pangkalannya di Seoul.
Sejumlah rute tujuan yang pernah disinggahinya termasuk Frankfurt, New York, Los Angeles, Manila, dan Hong Kong. Pada saat pandemi COVID-19, Asiana sempat memarkir HL7428 di bandara Seoul. Kemudian pada Mei 2022, pesawat mulai digunakan tersebut untuk melayani penerbangan ke Changchun.
Asiana menggunakan armada Boeing 747-400 sejak Juni 1993. Maskapai ini mengoperasikan 18 unit 747-400 sebagai salah satu pesawat utamanya. Pada eranya di tahun 1990-an dan 2000-an, di kawasan Asia-Pasifik hampir semua maskapai besar mengoperasikan jenis pesawat ini, termasuk Qantas, Thai Airways, Air India, Air China, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Garuda Indonesia, dan banyak lainnya. Saat ini tercatat Air China yang masih mengoperasikan 747-400 dalam rute penerbangan mengangkut penumpang.
Banyak maskapai besar mulai beraliha ke pesawat berbadan lebar yang ditenagai hanya dengan dua mesin ini. Jenis pesawat baru ini dinilai lebih efisien dibanding 747-400. Belum lama ini Korean Air, mengumumkan pemesanan 33 pesawat Airbus A350, menyusul rencana proses pembaruan armadanya.
Ketika Airbus dan Boeing terus mengumumkan pesawat berefisiensi tinggi, dan maskapai penerbangan merencanakan pembaruan armada mereka, pesawat bermesin empat ini akan terus dihentikan dari layanan komersial.
Beberapa dari kerangka ini akan mendapatkan kehidupan baru di sektor angkutan barang, dengan konversi menjadi kapal barang, sementara yang lain akan berakhir di tempat pembuangan sampah pesawat, menunggu untuk dibuang.
Penerbangan terakhir Asiana HL7428 dilakukan dari Bandara Taipei Taoyuan International Airport (TPE) di Taiwan pada pukul 1:20 siang waktu setempat dan tiba di Bandara Seoul Incheon International Airport (ICN), Korea Selatan pada pukul 16:35. di hari yang sama.
Untuk melepas kepergian terakhirnya, di Bandara Taipei dan Incheon diadakan acara FAREWELL B747. Di Bandara Incheon ketika pesawat tersebut tiba, pesawat disambut dengan water salute dari dua mobil pemadam kebakaran.
Media Korea melaporkan, penerbangan terakhir HL7428 telah dipesan sejak awal oleh para pecinta pesawat yang ingin mengabadikan penerbangan terakhirnya dengan pesawat tersebut.
Untuk penerbangan terakhir ini, Asiana Airlines sebelumnya telah menyiapkan diskon kursi berbayar dan acara giveaway komentar Instagram FAREWELL B747. Souvenir KTP B747 juga akan diberikan kepada seluruh penumpang penerbangan OZ711 dari Incheon menuju Taipei di hari itu dan sebaliknya pada penerbangan OZ7112 dari Taipei ke Incheon di hari yang sama.
Boeing 747-400 diperkenalkan pada tanggal 20 Juni 1999, sebuah pesawat jarak jauh besar dengan 34 kursi kelas bisnis dan 364 kursi kelas ekonomi. Selain melayani penerbangan komersial, HL7428 juga adalah pesawat Asiana yang paling banyak melakukan misi “Code One”, yaitu pesawat yang disewa untuk penerbangan kepresidenan.
“Ada banyak kesedihan dan penyesalan karena saya tidak bisa lagi berada di pesawat Boeing 747-400, yang merupakan pesawat pertama saya dalam hidup saya,” kata kapten Asiana Airlines Kim Jae-ho dengan penuh haru.
“Saya berterima kasih kepada para penumpang yang menemaniku pada penerbangan terakhirku hari ini,” pungkas dia. (RNS)