AIRSPACE REVIEW – Penggunaan drone First-Person View (FPV) menjadi suatu kebutuhan tak terbantahkan di era peperangan modern saat ini. Drone FPV dapat digunakan untuk misi pengintaian dari udara hingga penyerangan terhadap target dengan cara bunuh diri (drone kamikaze). Drone FPV yang berharga murah dan dapat disediakan dengan cepat ini, bahkan telah terbukti dapat menghancurkan kendaraan-kendaraan tempur darat musuh yang menjadi aset penting dan berharga sangat mahal.
Belum lama ini, pasukan khusus Angkatan Darat AS (US Army) yang dikenal sebagai Green Berets (Baret Hijau) dari Grup Pasukan Khusus Lintas Udara (Airborne) ke-10, menguji lapangan drone FPV selama latihan bersama dengan pasukan operasi khusus Yunani di dekat Nea Peramos, Yunani.
Dalam latihan bertajuk “Exercise Trojan Footprint” yang berlangsung pada awal Maret tersebut, Green Berets mengintegrasikan drone FPV ke dalam sistem operasional mereka. US Army menyebut hal ini sebagai sebuah upaya pelatihan kolaboratif dengan tujuan untuk memperkuat kemitraan, interoperabilitas, dan kesiapan NATO di seluruh aliansi.
Drone FPV mampu memberikan pandangan mata drone secara langsung melalui kacamata yang digunakan oleh operatornya.
Pentingnya drone FPV dalam strategi militer telah dibuktikan dengan efektivitasnya di zona konflik, terutama dalam perang Ukraina-Rusia yang saat ini masih berlangsung.
Drone ini, yang telah diadaptasi untuk membawa persenjataan, mewakili lompatan maju dalam operasi taktis, memungkinkan serangan berkecepatan tinggi dan presisi terhadap posisi musuh, secara efektif bertindak sebagai unit bergaya bunuh diri yang dikendalikan dari jarak jauh. (RNS)