AIRSPACE REVIEW – Venezuela mengumumkan pemblokiran wilayah udaranya bagi pesawat yang datang dari atau pergi ke Argentina. Penutupan wilayah udara ini menyusul penyitaan sebuah pesawat kargo Boeing 747 milik sebuah maskapai Venezuela yang kemudian diserahkan Argentina kepada otoritas AS.
Menteri Luar Negeri Venezuela Yván Gil menyatakan, Venezuela menjalankan kedaulatan penuh di wilayah udaranya dan berjanji bahwa tidak akan membiarkan pesawat dari dan ke Argentina mendapat izin terbang di atas wilayah Venezuela sampai kompensasi diberikan atas kerusakan yang disebabkan oleh penyitaan pesawat 747 tersebut.
Tindakan pembalasan ini dilakukan sebagai tanggapan atas kecaman pemerintah Argentina, yang memulai tindakan diplomatik terhadap Venezuela setelah pembatasan wilayah udara.
“Tidak ada pesawat terbang, yang datang atau pergi ke Argentina, yang dapat terbang di atas wilayah kami, sampai perusahaan kami mendapat kompensasi yang layak atas kerusakan yang ditimbulkan, setelah tindakan terlarang tersebut dilakukan, semata-mata dengan tujuan untuk menyenangkan para penjaga di utara,” ungkap Gil, di akun X.
Ketegangan kedua negara meningkat setelah Amerika Serikat melakukan penyitaan pesawat kargo Boeing 747 milik Emtrasur, anak perusahaan maskapai penerbangan negara Venezuela, Conviasa.
Pesawat tersebut, yang ditahan di Buenos Aires sejak Juni 2022, dijual ke Venezuela oleh maskapai penerbangan Iran Mahan Air dan kemudian “dibajak” oleh pihak berwenang setelah tiba dari Meksiko.
Menanggapi tindakan Argentina, Menteri Luar Negeri Venezuela menuduh Argentina melakukan pembajakan dan pencurian terhadap Venezuela. Ia mengutuk ketundukan Argentina kepada “tuan kekaisarannya” dan memperingatkan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Pemerintahan Javier Milei mengumumkan dimulainya tindakan diplomatik terhadap Venezuela, mempertimbangkan kemungkinan mengajukan pengaduan ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) atas pelanggaran konvensi penerbangan internasional. (RNS)