AIRSPACE REVIEW – Angkatan Laut AS (US Navy) menunda pendanaan untuk pengembangan pesawat tempur generasi berikutnya F/A-XX sekitar 1 miliar USD dalam anggaran barunya. Ini adalah sebuah pilihan yang disengaja untuk mengorbankan modernisasi di masa depan demi menjaga kesiapan saat ini tetap tinggi.
Penundaan pendanaan berarti setiap keputusan besar mengenai pemberian kontrak pada program tersebut akan dibatalkan, tulis Breaking Defense. Hal ini merupakan berita yang tidak menyenangkan bagi tiga kontraktor utama kedirgantaraan terbesar di negara tersebut yakni Boeing, Lockheed Martin, dan Northrop Grumman.
“Kami benar-benar berkomitmen terhadap kapasitas dan daya mematikan sayap kapal induk,” Laksamana Muda Ben Reynolds, Wakil Asisten Sekretaris Angkatan Laut Bidang Anggaran, mengatakan kepada wartawan pekan lalu.
Reynolds menambahkan bahwa pendanaan untuk F/A-XX, yang akan menggantikan F/A-18 Super Hornet, sebelumnya diproyeksikan akan menerima sekitar 1,5 miliar USD pada tahun fiskal 2025. Namun kendala Undang-Undang Tanggung Jawab Fiskal tahun 2023 memaksa Angkatan Laut untuk menyebarkan sebagian besar uang itu ke anggaran masa depan.
FRA, yang ditandatangani menjadi undang-undang pada bulan Juni lalu, menetapkan batas belanja pertahanan tahun fiskal 2025 sebesar 895 miliar USD. Sementara bagian Angkatan Laut dan Korps Marinir dari anggaran tersebut berdasarkan anggaran yang baru dikeluarkan adalah 257,6 miliar USD.
“Kalau yang paling utama adalah kesiapan. Itu adalah orang-orang. Ini adalah permasalahan saat ini yang harus kita atasi,” kata Wakil Menteri Angkatan Laut Erik Raven. “Pedoman kami mengarahkan kita untuk mengambil risiko dalam modernisasi di masa depan,” lanjut dia.
Detail tentang seperti apa F/A-XX masih sedikit, selain dari pejabat Departemen Pertahanan yang menekankan bahwa Angkatan Laut dan Angkatan Udara tidak tertarik untuk mengulangi pengalaman desain bersama dari F-35.
Seorang juru bicara Angkatan Laut mengatakan kepada Breaking Defense pada bulan Agustus lalu bahwa layanan tersebut telah mengidentifikasi jangkauan operasional, kapasitas, rantai pembunuhan jarak jauh, otonomi, dan kemampuan bertahan hidup generasi berikutnya sebagai faktor kunci dalam Air Wing of the Future dan mendukung Family of System. (RNS)