AIRSPACE REVIEW – Komando Pusat (CENTCOM) berharap Parlemen AS memberikan dukungan bagi pengerahan lebih banyak senjata laser penangkal drone untuk ditempatkan di Timur Tengah Raya.
Pengembangan dan penyebaran senjata berenergi terarah ini akan meningkatkan pertahanan AS di wilayah itu di mana para militan yang didukung Iran menargetkan pasukan AS dengan rudal dan drone kamikaze.
Panglima CENTCOM Jenderal Angkatan DArat Michael Erik Kurilla mengatakan kepada anggota parlemen pada tanggal 7 Maret bahwa dia akan senang jika Angkatan Laut AS mengerahkan lebih banyak senjata berenergi terarah yang mampu menjatuhkan drone.
Memiliki energi tambahan yang terarah, ujarnya, juga berarti menggunakan lebih sedikit rudal AS yang dapat menghabiskan biaya jutaan dolar sekali pakai. Sementara drone-drone Iran yang disalurkan ke kelompok ekstremis hanya menelan biaya ribuan dolar saja.
“Kekhawatiran yang lebih besar adalah jika Anda mulai berbicara tentang kawanan drone. Kita perlu terus berinvestasi pada hal-hal seperti gelombang mikro berkekuatan tinggi untuk mampu melawan gerombolan drone yang mendatangi Anda,” kata Kurilla dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat di Washington.
“Tidak ada yang 100%. Suatu saat nanti hukum statistika akan muncul. Anda harus memiliki pertahanan berlapis,” lanjutnya dikutip Defense News.
Laser berenergi tinggi dan senjata gelombang mikro mampu menghilangkan ancaman dari atas dengan cara yang berbeda dengan amunisi tradisional dan dengan biaya yang lebih murah.
Laser dapat menembak dengan kecepatan cahaya dan melubangi material, sementara gelombang mikro dapat menghancurkan barang elektronik dari jarak jauh, sehingga teknologi yang ada menjadi ketinggalan zaman.
Kedua senjata tersebut dianggap sebagai elemen penting dalam pertahanan berlapis, atau memiliki berbagai tindakan penanggulangan yang siap menggagalkan berbagai ancaman dalam situasi berbeda.
Pentagon sendiri selama beberapa dekade telah menyalurkan dana untuk senjata berenergi terarah. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata 1 miliar USD per tahun dikucurkan menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah.
Kurilla mengatakan, kelompok militan di Timur Tengah Raya dalam beberapa bulan terakhir telah melakukan lebih dari 175 serangan terhadap pasukan AS dan sekutu.
Serangan pesawat tak berawak di Yordania menewaskan tiga tentara pada bulan Januari. Kemudian serangan rudal Houthi terhadap sebuah kapal komersial di Teluk Aden bulan ini juga menewaskan tiga awak kapal dan menyebabkan kapal tersebut harus ditarik. (RNS)