AIRSPACE REVIEW – Angkatan Luar Angkasa AS (US Space Force) telah memberikan kontrak senilai 439 juta USD kepada Divisi Luar Angkasa Boeing untuk membangun dan meluncurkan satelit berikutnya dari armada Wideband Global Satellite Communications (WGS). Hal ini diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS pada 1 Maret.
Diharapkan, pembuatan satelit yang dinamai WGS-12 ini dapat selesai pada 31 Januari 2029. Satelit WGS-12 merupakan bagian dari upaya meningkatkan fleksibilitas dan keamanan komunikasi militer bandwidth tinggi.
Satelit WGS pertama diluncurkan pada tahun 2007. Konstelasi ini sejak saat itu menjadi tulang punggung komunikasi satelit militer AS. Sembilan satelit lagi diluncurkan hingga tahun 2019, yang memberikan video gerak penuh (full-motion video), data sensor dari drone udara, telekonferensi video, dan komunikasi intensif data lainnya kepada AS, sekutu, dan mitranya.
Akhir tahun ini Space Force akan meluncurkan satelit WGS-11+, menurut laporan Air & Space Forces Magazine.
Seiring bertambahnya usia satelit WGS, Pentagon berupaya menambah sistem dengan kemampuan anti-jamming yang lebih baik.
WGS-12 akan menampilkan Prototipe SATCOM Taktis Terlindungi (Protected Tactical SATCOM/PTS) yang menggunakan Bentuk Gelombang Taktis Terlindungi (Protected Tactical Waveform/PTW) untuk komunikasi tahan kemacetan.
Menurut Boeing, PTS-P memiliki kemampuan antigangguan otomatis, termasuk geolokasi jammer, nulling adaptif real-time, lompatan frekuensi, dan teknik lainnya, yang dapat memastikan pesawat tempur tetap terhubung dalam lingkungan yang diperebutkan. (RNS)