AIRSPACE REVIEW – Militer Rusia terus mengerahkan armada pembom-tempur Su-34 (NATO: Fullback) walau beberapa di antaranya telah menjadi korban senjata pertahanan udara yang digunakan Ukraina. Sebagai jet serang garis depan, Su-34 memainkan peran yang vital dan kini dipersenjatai dengan bom-bom berpemandu yang dapat diluncurkan dari jarak yang lebih jauh.
Laporan Kementerian Pertahanan Rusia pada 26 Februari lalu menyatakan, Su-34 melaksanakan serangan gencar terhadap target militer
Dengan meluncurkan bom berpemandu dari jarak yang lebih jauh, paling tidak 70 km, membuat armada Su-34 menjadi lebih aman dari jangkauan rudal-rudal sistem pertahanan udara jarak pendek Ukraina.
Sejauh ini pasukan Ukraina mengklaim telah menjatuhkan sekitar 24 Su-34 sejak berkecamuknya perang yang sudah berjalan selama dua tahun. Dapat dikatakan, Rusia kehilangan satu pesawat Su-34-nya setiap bulan.
Penggunaan bom luncur berpenamdu yang terus meningkat oleh Angkatan Dirgantara Rusia telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pasukan Ukraina maupun entitas sekutu Barat, lapor Bulgarian Military.
Ancaman yang ditimbulkan oleh senjata-senjata Rusia tersebut diakui sendiri oleh Juru Bicara Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina Kolonel Yuri Ignat tahun lalu.
Dikatakan bahwa bom-bom luncur udara Rusia dengan jangkauan sekitar 70 km dapat menargetkan fasilitas infrastruktur penting, zona pemukiman, taman kanak-kanak, institusi medis, institusi pendidikan, dan lainnya.
Beberapa prajurit Ukraina menyampaikan kepada The New York Times pada bulan Januari 2024 bahwa rangkaian serangan udara Rusia yang baru diinstruksikan menggunakan bom luncur ini, sehingga menimbulkan bencana tambahan.
Mereka menekankan bahwa bom-bom tersebut dapat membawa hingga 500 kg bahan peledak yang masing-masing menambah kekuatan untuk menghancurkan bunker bawah tanah.
Memperhatikan dampak serangan bom luncur Rusia, seorang prajurit menyamakannya dengan “gerbang neraka” dan menekankan bahwa Angkatan Dirgantara Rusia akan meluncurkan serangkaian serangan yang lebih besar lagi. (RNS)