SITUS penerbangan Rusia, RuAvia, melaporkan keberhasilan penerbangan perdana pesawat Partizan yang dikembangkan berdasarkan platform TVS-2DTS, interpretasi Rusia atas Antonov An-2 buatan Ukraina.
Pesawat mengudara pada 16 Februari 2024 dari Novosibirsk, lapangan terbang penerbangan eksperimental Yeltsovka.
TVS-2DTS Partizan ini mulai dikembangkan sejak 2019 oleh SA Chaplygin Siberian Research Institute of Aviation (SibNIA) di bawah naungan Advanced Research Foundation (FPI).
Proyek tersebut bertujuan untuk menciptakan pesawat kargo tanpa awak yang dapat terbang dan mendarat dari landas pacu pendek (STOL).
Sebagai drone tugas berat, Partizan mampu mengirimkan hingga 100 kg kargo dengan jarak hingga 1.000 km.
Menjadi menarik dari Partizan ini bukan hanya desainnya yang mengadopsi sayap utama model tumpuk (biplane), tapi juga menggunakan mesin turboprop TPE331-12 merupakan buatan Honeywell dan baling-baling Hartzell buatan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, Rusia mendapatkan embargo dari negara Barat semenjak meletusnya Perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Mesin turboprop ini kemungkinan dibeli sebelum pecah perang Rusia dengan Ukraina pada Februari 2022 lalu.
Menurut laporan media dari Rusia, penerbangan perdana Partizan ini masih melibatkan pilot dan berlangsung sekitar 20 menit, melaju dengan kecepatan berkisar antara 50 hingga 200 km/jam.
Ditambahkan, setelah menyelesaikan semua tahap pengujian, drone Partizan akan memasuki produksi serial.
Namun tak diketahui, apakah versi produksinya kelak akan menggunakan mesin lain yang tak bersumber dari Barat? Karena embargo masih berlaku hingga saat ini.
-RBS-