AMERIKA SERIKAT saat ini sedang memproduksi enam unit pertama pembom siluman B-21 Raider di Pabrik Angkatan Udara Amerika Serikat 42 di California selatan. Produksi pembom strategis terbaru untuk USAF ini diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS pada 22 Januari lalu.
Pembuatan B-21 Raider sebagai penerus pembom B-2 Spirit merupakan puncak dari program Long Range Strike Bomber (LRS-B), yang dimulai pada tahun 2011 untuk menciptakan pembom siluman generasi keenam. Pembom ini selain akan menggantikan B-2, juga akan menggantikan pembom lainnya yaitu B-1B Lancer.
Hingga saat ini rincian tentang pembom B-21 masih sangat dirahasiakan, bahkan termasuk ukuran pastinya, struktur, kecepatan tertinggi dan kecepatan jelajah, batas maksimum ketinggian terbang, jumlah dan jenis mesin, proyeksi senjata dan sistem pendukungnya, serta sensor di dalam pesawat.
Pesawat ini disinyalir memiliki kemampuan siluman yang sangat canggih. B-21 telah diproduksi untuk meminimalkan semua sisi, termasuk jendela kokpit unik yang dirancang untuk menghilangkan jahitan dan sambungan, sehingga mengurangi tanda radar. Diketahui juga bahwa B-21 akan mampu mengirimkan senjata bersenjata nuklir, merujuk Airforce Technology.
B-21 diproyeksikan menjadi pesawat tempur generasi keenam pertama di dunia, dengan biaya unit diperkirakan sekitar 550 juta USD per unit pada dolar tahun 2010, dan disesuaikan menjadi sekitar 750 juta USD per unit berdasarkan inflasi.
Biaya tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan pembom B-2 yang lebih tua, dengan biaya unit sebesar 2 miliar USD per unit. Hal ini sebagian disebabkan karena B-21 dibuat dari bahan penyerap radar yang lebih canggih sehingga mengurangi biaya pemeliharaan dan pemeliharaan.
Skala ekonomi yang lebih besar untuk B-21 juga berkontribusi terhadap berkurangnya ukurannya, mengingat 100 unit telah dipesan, dibandingkan dengan 21 B-2 yang dibuat. Selain itu, dalam tiga dekade sejak B-2 dirilis, kemajuan teknologi telah membuat manufaktur dirgantara dan siluman yang canggih menjadi lebih efisien dan terjangkau.
Namun, harga pasti dari B-21 masih dirahasiakan, bahkan kepada anggota Kongres. Beberapa anggota DPR dan Senator, terutama termasuk mendiang Senator John McCain, telah mengkritik tingginya tingkat kerahasiaan dalam konteks penetapan harga yang berlebihan oleh kontraktor pertahanan, termasuk Northrop Grumman.
Tingkat kerahasiaan yang tinggi seputar B-21 terkait dengan kemungkinan peretasan desain F-35 oleh agen Tiongkok. Pada tahun 2009, program Joint Strike Fighter yang mengembangkan F-35 mengalami pelanggaran data. Ketika Tiongkok meluncurkan pesawat tempur J-31 pada tahun 2012, para analis mencatat kemiripannya dengan F-35, yang diduga menggunakan prinsip desain F-35 yang dicuri. Kerahasiaan ekstrim seputar B-21 bertujuan untuk mencegah pelanggaran data serupa dan hal ini biasa terjadi pada pesawat siluman lainnya.
Kemampuan siluman canggih B-21 memungkinkannya melaksanakan misi serangan mendalam terhadap target yang sebelumnya kebal. Selain itu, pesawat ini juga dapat berfungsi sebagai platform Intelijen Sinyal (SIGINT), yang melakukan misi pengintaian dan pengumpulan intelijen di ketinggian.
Secara teoritis, B-21 juga dapat melakukan misi peringatan dan pengendalian dini di udara (AEW&C), meskipun dengan kemampuan bertahan yang jauh lebih besar dibandingkan pesawat Boeing E-3 saat ini.
B-21 juga memainkan peran penting dalam konsep peperangan yang berpusat pada jaringan AS. Dalam misi serangan hipotetis, B-21 dapat bekerja sama dengan pesawat berjaringan tinggi lainnya seperti F-35, yang beroperasi pada langit-langit dan kecepatan lebih rendah, mengarahkan senjata yang diluncurkan F-35 ke target akhir menggunakan B-21 yang lebih panjang. -sistem panduan jangkauan.
Terakhir, B-21 adalah pesawat pertama di dunia yang dapat dioperasikan baik berawak maupun jarak jauh. Pada misi yang sangat berbahaya, hal ini akan memungkinkan Angkatan Udara AS untuk menjaga pilot-pilot yang berharga dari bahaya.
Negara-negara lain sudah bereaksi terhadap pengembangan B-21. Peneliti Tiongkok telah mengklaim rudal hipersonik canggih mereka, yang dapat melaju dengan kecepatan hingga Mach 6, dapat mencegat B-21 dalam simulasi permainan perang.
Meskipun B-21 tidak terbang dengan kecepatan seperti itu, kemampuan silumannya yang canggih dirancang untuk mencegah kemungkinan penguncian rudal. Potensi dan biaya penuh dari B-21 masih belum diketahui, mengingat status pesawat ini yang sangat rahasia, namun tampaknya pesawat ini akan memimpin pengembangan pesawat generasi keenam. (RNS)