AKSI BALASAN terhadap tewasnya tiga tentara AS dan puluhan lainnya luka di Yordania akibat serangan drone, telah dilakukan oleh Amerika Serikat atas perintah langsung dari Presiden Joe Biden. Serangan udara dilaksanakan pada malam hari oleh jet-jet tempur Angkatan Udara AS (USAF) termasuk pembom strategis B-1B Lancer.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengumumkan, serangan udara dilakukan terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah.
“Pada pukul 16.00 (EST) tanggal 2 Februari, pasukan Komando Pusat AS (CENTCOM) melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi. Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi. Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, intelijen, roket, dan rudal, serta gudang kendaraan udara tak berawak, dan fasilitas pusat rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisi,” tulis CENTCOM.
Seperti diketahui, tiga tentara AS dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan pesawat tak berawak (drone) di sebuah pangkalan di timur laut Yordania, Komando Pusat AS memberitakan pada Minggu, 28 Januari. Serangan ini merupakan pertama kalinya yang mengakibatkan tentara AS kehilangan nyawa sejak awal perang di Gaza.
Presiden Biden, dalam sebuah pernyataan, menyatakan pihaknya mengetahui bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran dan beroperasi di Suriah serta Irak.
Akibat serangan drone itu, setidaknya 34 prajurit dilaporkan menjalani pemeriksaan medis untuk menentukan tingkat cedera yang diderita selama serangan itu, menurut pejabat Amerika dikutip Reuters.
Sumber menyebutkan, serangan itu dilakukan oleh kelompok radikal pro-Iran di dekat pos militer Tower 22, sebuah lokasi yang berada dekat dengan Garnisun Al-Tanf di Suriah. Garnisun Al-Tanf telah menjadi lokasi penting di mana pasukan AS dan lokal terlibat dalam pertempuran melawan ISIS.
Menjelang insiden malang tersebut, pasukan AS dan koalisi di wilayah tersebut telah menghadapi lebih dari 158 serangan sebelumnya. Sebagian besar insiden ini dikategorikan sebagai insiden kecil karena tidak adanya cedera parah atau kerusakan signifikan, meskipun sekitar 70 tentara AS dan koalisi menderita luka dalam serangan sebelumnya.
Sementara itu kantor berita Associated Press (AP) melaporkan pada Minggu Presiden Biden mengatakan bahwa AS akan merespons serangan yang menewaskan tiga tentara negaranya dan puluhan lainnya yang terluka. Biden menyalahkan milisi yang didukung Iran atas kematian pertama di AS setelah berbulan-bulan serangan kelompok tersebut terhadap pasukan Amerika di Timur Tengah sejak dimulainya perang Israel-Hamas.
-Poetra-