ANGKATAN DARAT AS (US Army) meminta ide dan masukan dari industri pertahanan untuk mendapatkan pencegat dan penangkal kedua bagi rudal jelajah musuh. Informasi telah disampaikan ke sejumlah industri seperti diwartakan laman pemerintah. Sistem ini merupakan bagian dari program Indirect Fire Protection Capability (IFPC).
Sistem IFPC Inkremen 2 dirancang untuk mempertahankan lokasi tetap dan semi-tetap dari roket, artileri, mortir, hingga rudal jelajah dan drone musuh. Pencegat pertama yang digunakan dalam sistem IFPC adalah rudal AIM-9X RTX.
US Army telah berhasil menyelesaikan demonstrasi penerbangan pengurangan risiko, meluncurkan pencegat AIM-9X Sidewinder buatan Raytheon dari peluncur IFPC dan mengirimkannya ke sasaran pada bulan Desember, menurut Dynetics, pengembang IFPC, Leidos.
“Pencegat baru akan menggunakan pendekatan arsitektur sistem terbuka untuk menghasilkan efek kinetik yang mematikan terhadap target tertentu dalam rangkaian ancaman IFPC Inc 2, khususnya Rudal Jelajah Subsonik dan Supersonik,” RFI menyatakan, dikutip Defense News.
Kantor program IFPC Inc 2 bertujuan untuk mendapatkan penghargaan kompetitif untuk pencegat kedua pada tahun fiskal 2025 dan berencana untuk mengajak vendor terpilih atau beberapa vendor melalui demonstrasi teknologi dalam jangka waktu TA26 hingga TA27, kata RFI.
Selain itu, ketika mempertimbangkan persyaratan untuk pencegat kedua, salah satu faktor pendorong utama, selain dari perspektif ancaman tingkat lanjut adalah kapasitas magasin, kata Brigjen. Jenderal Frank Lozano, pejabat eksekutif program untuk rudal dan ruang angkasa.
Sistem IFPC saat ini dapat menampung 18 rudal AIM-9X di peluncurnya. Jika Angkatan Darat memutuskan untuk menggunakan sesuatu seperti AIM-120D, yang merupakan rudal udara-ke-udara, yang dapat mencapai jangkauan lebih dari 180 kilometer (112 mil), magasin tersebut hanya dapat memuat enam, jelas Lozano.
“Kami benar-benar tidak ingin memiliki magasin sekecil itu pada peluncur IFPC, terutama dengan banyaknya ancaman yang kami perkirakan dari perspektif rudal jelajah terhadap pesaing kami,” kata Lozano.
US Army ini juga mencari rudal yang dapat mencapai ketinggian dan jangkauan tertentu dengan motor roket yang dapat mengurangi waktu penerbangan ke sasarannya. Senjata tersebut juga harus menangkis tindakan penanggulangan peperangan elektronik dan menampilkan peningkatan kinerja pencari.
-Poetra-