AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) pada tahun 2024 ini akan mengajukan proposal kepada pemerintah negara itu untuk pembelian 12 jet tempur Saab Gripen dari Swedia.
Mengutip pemberitaan Bangkok Post pada Rabu (17/1), awalnya jet tempur F-16V dari Lockheed Martin dipertimbangkan sebagai opsi yang akan dipilih.
Namun pilihan kemudian jatuh ke Saab Gripen untuk melengkapi satu skadron pesawat ini yang telah dimiliki oleh RTAF sebelumnya.
Thailand mulai melakukan pengadaan jet Gripen dari Swedia pada tahun 2007. Saat itu Parlemen Thailand memberi wewenang kepada RTAF untuk membelanjakan hingga 34 miliar baht (1,1 miliar USD) sebagai bagian dari upaya untuk menggantikan armada jet tempur lama Northrop F-5 Tiger.
Pada bulan Februari 2008, RTAF memesan enam jet Gripen, terdiri dari dua model C (kursi tunggal) dan empat model D (kursi tandem). Pengiriman pesawat dimulai pada tahun 2011.
Pada tahun 2010 Thailand memesan lagi enam Gripen C. Pengiriman dimulai pada tahun 2013.
Pada tahun 2010, Pangkalan Udara Surat Thani dipilih sebagai pangkalan operasi utama jet Gripen RTAF.
Pengiriman 12 jet Gripen dari Swedia selesai seluruhnya pada bulan September 2013.
Saab Gripen adalah jet tempur multiperan supersonik bermesin tunggal ringan. Pesawat memiliki konfigurasi sayap delta dan canard dengan desain stabilitas sistem kontrol penerbangan fly-by-wire.
Pesawat ini didesain sesuai standar NATO dan telah digunakan oleh beberapa negara antara lain Swedia, Hungaria, Ceko, Afrika selatan, Thailand, Brasil, baik melalui pembelian langsung maupun sewa.
Selain versi C/D, Saab membangun generasi terbaru yakni Gripen E/F (Next Generation/NG). Pesawat ini telah diakuisisi sebanyak 36 unit oleh Brasil dan digunakan juga oleh Angkatan Udara Swedia.
Varian NG memiliki badan pesawat yang lebih besar, mesin yang lebih bertenaga, peningkatan kemampuan muatan senjata, kokpit baru, arsitektur avionik, sistem peperangan elektronik, dan peningkatan baru lainnya.
-JDN-