AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Mesir meningkatkan persenjataan helikopter serang Kamov Ka-52 Nile Crocodile dengan mengintegrasikan rudal antitank Vikhr Rusia.
Helikopter Ka-52 resmi memasuki dinas Angkatan Udara Mesir pada Desember 2018 yang diumumkan pada saat pameran EDEX di tahun itu.
Helikopter ini merupakan turunan ekspor dari Ka-52 Alligator (NATO: Hokum-B) atau Ka-52K Katran (Hiu Lumpur) yang dirancang untuk beroperasi dari kapal serbu amfibi kelas Mistral Perancis yang dipesan oleh Rusia pada tahun 2010,
Namun penjualan kapal tersebut diblokir dan kemudian pada tahun 2014 dan kemudian dijual ke Mesir setahun kemudian.
Pada tahun 2015, Mesir menandatangani kesepakatan pembelian 46 helikopter Ka-52 untuk pengiriman antara tahun 2017 dan 2020.
Nama Nile Crocodile (Buaya Nil) diusulkan oleh Dmitry Rogozin, Wakil Perdana Menteri Rusia yang saat itu membidangi industri pertahanan.
Ka-52 Mesir memiliki fitur avionik yang diperbarui dan sistem pendingin baru serta memiliki struktur badan pesawat yang diperkuat dan tahan korosi.
Namun heli ini tidak memiliki bilah rotor lipat dan sayap lipat seperti pada prototipe Ka-52K.
Pada bulan September 2016, Mesir dan Rusia menandatangani perjanjian di mana pilot dan awak darat Mesir akan dilatih menggunakan Ka-52 di Rusia.
Tiga heli pertama dikirim dari pabrik Progress di Arsenyev di wilayah Primorsk Rusia pada bulan Juli 2017. Sementara tiga heli lainnya menyusul pada bulan Agustus.
Sebanyak 12 heli ini dioperasikan di Pangkalan Udara di Wadi al Jandali (Al Qatamiyah/Al Khatamia) yang menjadi markas Brigade Helikopter Serang ke-550.
Di pangkalan ini terdapat Skuadron ke-51nya menerbangkan helikopter serang AH-64D Apache Longbow buatan AS.
-JDN-