AIRSPACE REVIEW (airspace-review) – Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara yang sukses dalam pengembangan rudal balistik jarak jauh, namun dalam hal pengembangan industri pesawat terbang, mereka jauh tertinggal apalagi dibandingkan dengan negara tetangganya, Korea Selatan.
Namun diam-diam negeri di bawah kepemimpinan Kim Jong-un ini telah berhasil membuat pesawat intai serang dan intai strategis kelas berat disebut sebagai Satbyul (Bintang Kejora).
Pertama adalah Satbyul-9 yang menjadi pesaing langsung MQ-9 Reaper dan Satbyul-4 menjadi padanan untuk RQ-4 Global Hawk Amerika Serikat.
Kedua drone tersebut sempat diperlihatkan oleh Kim Jong-un kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu saat mengunjungi pameran senjata dalam rangka memperingati 70 tahun gencatan senjata Perang Korea pada 27 Juli 2023.
Khusus mengenai Satbyul-4, drone strategis ini secara lahiriah memiliki penampilan dan dimensi yang serupa dengan RQ-4 buatan Northrop Grumman.
Diperkirakan memiliki rentang sayapnya sekitar 35 m, dan panjang badan pesawat bisa mencapai 12-13 m, serta bobot lepas landas maksimum (MTOW) mencapai 11-12 ton.
Satbyol-4 dilengkapi dengan mesin turbojet yang tidak diketahui buatan mana. Diperkirakan sistem propulsi seperti itu memberikan kecepatan pesawat lebih dari 800 km/jam dengan perkiraan jangkauan 5.000 km.
Satbyol-4 dibekali dengan peralatan pengintaian, termasuk bola optik-elektronik di bagian depan. Tak diketahui buatan mana serta kemampuan kinerjanya belum tersedia informasi.
Sebagai negara tertutup, pengembangan senjata Korea Utara sulit diketahui informasinya.
Termasuk dalam pengembangan Satbyol-4, tak diketahui berapa pesawat yang telah dibuat atau diproduksi.
Sedikit informasi, bahwa Satbyol-4 telah mengudara, seperti pernah disiarkan saluran DTV Korea, yang memperlihatkan pesawat sedang terbang di atas langit Pyongyang.
-RBS-