AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim militer Ukraina mampu menyetop pergerakan pasukan Rusia.
Hal itu dikatakan Zelensky pada hari Rabu saat memulai kunjungan ke negara-negara Baltik untuk mencari lebih banyak bantuan militer bari bagi negaranya.
Berbicara di ibu kota Lituania, Vilnius, Zelensky mengatakan Ukraina masih harus meningkatkan pertahanan udaranya terhadap serangan rudal dan drone Rusia yang semakin intensif.
Ukraina saat ini masih membutuhkan pasokan amunisi seiring dengan serangan jarak jauh yang menjadi pilihan utama dalam pertempuran musim dingin ini.
“Kami telah membuktikan bahwa (pasukan) Rusia dapat dihentikan, bahwa pencegahan dapat dilakukan,” kata Zelensky setelah berbicara dengan Presiden Lituania Gitanas Nauseda.
Namun, serangan besar-besaran Rusia – lebih dari 500 drone dan rudal ditembakkan antara 29 Desember dan 2 Januari, menurut para pejabat di Kyiv – telah menghabiskan persediaan senjata Ukraina.
Peningkatan ketegangan ini menghabiskan sumber daya pertahanan udara Ukraina dan menjadikan negara itu rentan kecuali negara tersebut dapat mengamankan pasokan senjata lebih lanjut.
“Kami sangat kekurangan sistem pertahanan udara modern,” lanjutnya. Zelenskyy menekankan bahwa sistem pertahanan udara adalah yang paling negaranya butuhkan.
Ukraina berharap dapat mempercepat pengembangan industri pertahanan dalam negerinya dan membangun proyek bersama dengan pemerintah asing untuk mempercepat produksi amunisi dan senjata.
Pejabat Ukraina yang bepergian bersama Zelenskyy menandatangani beberapa dokumen tentang kerja sama produksi senjata bersama.
Perjanjian serupa diharapkan terjadi di negara-negara Baltik lainnya yang diperkirakan akan dikunjungi Zelenskyy minggu ini.
Nauseda mengatakan Lituania akan mengirimkan amunisi, generator, dan sistem peledakan ke Ukraina bulan ini.
Kemudian pada bulan Februari akan menyediakan pengangkut personel lapis baja. Lituania telah menyetujui dana sebesar 200 juta euro (219 juta USD) untuk mendukung Kyiv.
Zelenskyy di saluran Telegram resminya menyatakan, fokus dari perjalanan dua harinya ke Lithuania, Latvia dan Estonia adalah masalah keamanan, harapan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.
Ukraina juga ingin membangun kemitraan dalam produksi drone dan kapasitas peperangan elektronik.
Negara-negara kecil di Eropa Timur merupakan salah satu pendukung paling setia Ukraina di bidang politik, keuangan, dan militer, dan beberapa negara di Baltik khawatir bahwa mereka bisa menjadi target Moskow berikutnya.
Meningkatnya serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia baru-baru ini telah menguras sumber daya pertahanan udara Ukraina, kata seorang pejabat angkatan udara Ukraina pada hari Selasa, sehingga negara tersebut rentan kecuali negara tersebut dapat mengamankan pasokan senjata lebih lanjut.
-JDN-