AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Anggota Parlemen Jerman dari Partai Hijau, Sebastian Schafer, banyak tank Leopard 2 yang dipasok Jerman ke Ukraina kini dalam kondisi rusak dan tidak dapat beroperasi.
Mayoritas tank tersebut mengalami kerusakan dalam pertempuran dan kekurangan suku cadang untuk memperbaikinya.
“Sayangnya, kita harus mengakui bahwa Ukraina sekarang hanya dapat menggunakan sejumlah kecil tank yang kita kirimkan,” tulis Schafer kepada produsen senjata Rheinmetall dan Krauss-Maffei Wegmann seperti dilaporkan media Jerman dan dikutip oleh Sputnik (3/2).
Politisi tersebut mencatat bahwa beberapa tank Leopard rusak akibat penanganan oleh prajurit Ukraina yang mencoba memperbaikinya, sementara terdapat kekurangan suku cadang di pusat perbaikan tank di Lituania.
Menurut politisi yang baru-baru ini mengunjungi pusat perbaikan tank di Lituania bersama Menteri Pertahanan Boris Pistorius, tidak ada cukup suku cadang tank-tank tersebut di bengkel untuk mempertahankan armada tank Leopard 2 Ukraina tetap beroperasi.
Schaefer mendesak agar tindakan untuk mempercepat perbaikan dapat segera dilakukan.
Negara-negara donor Barat sebelumnya mengumumkan pengiriman tank Leopard ke Kyiv dan memuji mereka sebagai senjata yang akan memberikan kemenangan kepada Ukraina.
Pemerintah Jerman telah mentransfer 18 tank Leopard 2 dari gudang senjata Bundeswehr ke Ukraina.
Dalam beberapa minggu setelah kedatangan Leopard 2, Rusia segera memburu mereka dengan rudal dan drone kamikaze.
Pada November 2023, majalah Forbes melaporkan bahwa Ukraina terancam kehilangan seluruh armada tank Leopard-nya karena ketidakmampuan tentaranya.
Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa pasokan senjata ke rezim Kyiv hanya akan memicu konflik, dan menekankan bahwa peralatan militer Barat yang digunakan oleh Ukraina pada akhirnya akan musnah.
-JDN-