Su-24 Ukraina hancurkan kapal pendarat Rusia Novocherkassk di pelabuhan Feodosia dengan rudal jelajah Storm Shadow/SCALP-EG

Kapal pendarat NovocherkasskWikipedia

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Ukraina berhasil menghancurkan kapal pendarat Rusia Novocherkassk di pelabuhan Feodosia yang diduduki Rusia.

Komandan Angkatan Udara Ukraina Mykola Oleshchuk menulis tentang hal itu di Telegram, lapor Ukrinform (26/12).

“Dan armada Rusia semakin mengecil! Kali ini, mengikuti kapal andalan Armada Laut Hitam Rusia, kapal penjelajah Moskva, dan kapal pendarat besar Novocherkassk sedang dalam perjalanan,” tulis Oleshchuk.

Dia berterima kasih kepada pilot Angkatan Udara Ukraina dan semua orang yang terlibat atas kerja mereka.

Sementara itu, Forbes melaporkan, kapal pendarat Rusia Novocherkassk kemungkinan dihancurkan oleh pembom Ukraina Su-24 Fencer menggunakan rudal jelajah Storm Shadow atau SCALP-EG.

Rudal seberat sekitar 3.000 pon tersebut meluncur menggunakan navigasi GPS melalui jaringan pertahanan udara Rusia yang lemah di Krimea.

Kedua rudal tersebut memiliki hulu ledak tandem: satu muatan kecil untuk melubangi sasaran, dan satu lagi untuk meledakkannya dari dalam.

Ledakan sekunder yang sangat besar dalam video yang dibagikan Oleshchuk dengan kuat menyiratkan bahwa rudal yang menghantam Novocherkassk memicu amunisi yang disimpan di atas kapal pendarat setinggi 369 kaki.

“Storm Shadow merupakan senjata yang sangat efektif melawan target yang diperkeras, jika dapat mencapai targetnya,” jelas Fabian Hoffmann, peneliti proliferasi di Universitas Oslo. Hal yang sama juga berlaku pada SCALP.

Angkatan udara Ukraina terakhir kali menyerang Armada Laut Hitam yang menyusut pada 4 November, menenggelamkan korvet rudal Askold saat kapal tersebut berada di dermaga di Kerch di Krimea timur.

Tiga minggu sebelumnya, pada 13 September, Su-24 Ukraina yang menembakkan rudal Storm Shadow atau SCALP saat meledakkan sebuah kapal selam dan kapal pendarat di dok kering mereka di Sevastopol, Krimea barat.

Secara keseluruhan, Armada Laut Hitam mungkin telah kehilangan seperlima kekuatan garis depannya akibat serangan pesawat pembom Ukraina, rudal dan roket anti-kapal yang diluncurkan dari darat, serta kapal drone yang sarat dengan bahan peledak.

Angkatan Laut Rusia tidak dapat menutupi kerugian ini sampai perang Rusia yang lebih luas terhadap Ukraina berakhir dan Turki membuka kembali Selat Bosphorus yang menghubungkan Laut Hitam ke Laut Mediterania.

Artinya, Armada Laut Hitam semakin mengecil dari bulan ke bulan. Kapal-kapal mereka yang masih hidup—termasuk selusin fregat, korvet, dan kapal patroli anti-kapal selam—tidak aman di Laut Hitam bagian barat, tempat rudal dan drone Ukraina mendominasi perairan, tulis pengamat.

Namun mereka juga tidak aman di tempat berlabuhnya. Selama Inggris dan Prancis terus memasok rudal jelajah, dan selama angkatan udara Ukraina memiliki sejumlah Su-24 untuk meluncurkan rudal tersebut, Kyiv dapat terus mengurangi armada Moskow sampai jumlahnya menyusut.

-JDN-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *