AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Raytheon (RTX) akan merancang, membangun, dan menguji dua sistem antena gelombang mikro berdaya tinggi. Antena ini akan menggunakan energi terarah untuk mengalahkan ancaman di udara dengan kecepatan cahaya, perusahaan mengatakan.
Sistem antena tersebut dirancang untuk dapat diangkut dan digunakan di garis depan.
Berdasarkan kontrak tiga tahun senilai 31,3 juta USD dari Divisi Dahlgren Naval Surface Warfare Center, Raytheon akan mengirimkan sistem prototipe ke Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS.
Hal ini sebagai bagian dari program Directed Energy Front-line Electromagnetic Neutralization and Defeat (DEFEND).
“Sistem pertahanan non-kinetik adalah bagian penting dari strategi pertahanan nasional Amerika,” kata Colin Whelan, Presiden Teknologi Canggih di Raytheon.
Ditambahkan, iterasi baru dari sistem gelombang mikro berdaya tinggi Raytheon adalah solusi hemat biaya dan andal yang beroperasi pada kecepatan cahaya – memungkinkan pejuang kita bertahan melawan ancaman yang lebih cepat dan lebih mudah bermanuver.
Raytheon telah menjadi pemimpin dalam penggunaan gelombang mikro berdaya tinggi selama hampir 80 tahun.
Sistem prototipe HPM (High-Power Microwave) baru dibangun berdasarkan pengalaman Raytheon selama puluhan tahun dalam mengembangkan kemampuan seperti Counter-Electronic High Power Microwave Extended Range Air Base Defense, yang dikenal sebagai CHIMERA, kata perushaan.
Pengerjaan kontrak ini sedang dilakukan di Tucson, Arizona bekerja sama dengan Lab Penelitian Angkatan Udara AS (USAF), Divisi Dahlgren Pusat Peperangan Permukaan Angkatan Laut, dan Wakil Menteri Pertahanan untuk Penelitian dan Teknik.
Prototipe antena diharapkan dapat dikirimkan pada tahun fiskal 2024 dan 2026.
-Poetra-