AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Seluruh pesawat tilt-rotor V-22 Osprey dihentikan operasinya di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Hal ini menyusul kecelakaan fatal CV-22B Angkatan Udara AS (USAF) di lepas pantai Pulau Yakushima Jepang pada 29 November lalu.
Investigasi terhadap kecelakaan tersebut masih berlangsung, namun telah ditemukan bukti bahwa kegagalan material mungkin menjadi penyebab utamanya, tulis The War Zone.
CV-22B yang saat itu menggunakan callsign “Gundam 22” sedang menjalankan misi latihan rutin saat jatuh.
Komando Operasi Khusus Angkatan Udara (AFSOC) menyatakan, sebanyak delapan orang yang berada di dalam pesawat Osprey tersebut, yang sedang bertugas di Skuadron Operasi Khusus ke-21, Wing Operasi Khusus ke-353 di Pangkalan Udara Yokota di Jepang, telah meninggal dunia. Namun sejauh ini baru enam jenazah yang berhasil ditemukan.
Upaya untuk menemukan dua orang lainnya terus dilakukan seiring pengumpulan puing-puing dari pesawat tersebut untuk diteliti.
Letjen Tony Bauernfeind, Komandan AFSOC, memerintahkan penghentian operasional armada CV-22 Angkatan Udara AS pada] 6 Desember 2023 untuk mengurangi risiko sementara penyelidikan terud dijalankan.
Komando Sistem Udara Angkatan Laut (NAVAIR), yang mengawasi armada CMV-22B dan MV-22B masing-masing Angkatan Laut dan Korps Marinir, mengeluarkan siaran pers terpisah mengenai larangan terbang pesawat tersebut.
Menurut Flight Safety Foundation, sejauh ini sejumlah kecelakaan yang melibatkan V-22 Osprey telah menyebabkan 50 personel meninggal dunia sejak tahun 2007.
Menurut Flight Safety Foundation, 50 personel tewas dalam kecelakaan saat mengoperasikan atau menguji pesawat. Lebih dari 20 kematian terjadi setelah V-22 mulai beroperasi pada tahun 2007.
Pada bulan Agustus, tiga Marinir AS tewas dalam kecelakaan Osprey di lepas pantai Australia utara saat mengangkut pasukan dalam latihan militer rutin.
Pada tahun 2022, empat personel AS tewas ketika sebuah Osprey jatuh di daerah terpencil di Norwegia utara selama latihan NATO.
CV-22B
CV-22B Osprey adalah pesawat tilt-rotor yang menggabungkan kualitas lepas landas vertikal, hover dan pendaratan vertikal dari sebuah helikopter dengan karakteristik jarak jauh, efisiensi bahan bakar dan kecepatan dari pesawat turboprop.
Pesawat dapat deigunakan untuk melaksanakan misi melakukan misi infiltrasi, eksfiltrasi, dan pasokan jarak jauh untuk pasukan operasi khusus.
Menurut literatur USAF, CV-22B menawarkan peningkatan kecepatan dan jangkauan dibandingkan pesawat sayap putar lainnya, sehingga memungkinkan awak udara Komando Operasi Khusus Angkatan Udara untuk melaksanakan misi operasi khusus jarak jauh.
CV-22B dapat melakukan misi yang biasanya membutuhkan pesawat sayap tetap dan sayap putar.
CV-22B lepas landas secara vertikal dan, setelah mengudara, nacelles (kelompok mesin dan prop-rotor) di setiap sayapnya dapat berputar ke posisi depan.
CV-22B dilengkapi dengan penanggulangan ancaman terintegrasi, radar yang mengikuti medan, sensor inframerah berwawasan ke depan dan sistem avionik canggih lainnya yang memungkinkannya beroperasi pada ketinggian rendah dalam kondisi cuaca buruk dan lingkungan dengan ancaman sedang hingga tinggi.
CV-22B merupakan varian Pasukan Operasi Khusus dari MV-22 Osprey Korps Marinir AS.
Dua pesawat uji pertama dikirim ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California, pada bulan September 2000.
Sayap Operasi Khusus ke-58 di Kirtland AFB, N.M., memulai pelatihan awak pesawat CV-22 dengan dua pesawat produksi pertama pada bulan Agustus 2006.
CV-22 operasional pertama diserahkan ke Komando Operasi Khusus Angkatan Udara pada Januari 2007.
Kemampuan operasional awal dicapai pada tahun 2009.
-JDN-