Prangko bertema empat Pahlawan Nasional TNI AU resmi diluncurkan: Abdulrachman Saleh, Adisutjipto, Halim Perdanakusuma, dan Iswahjudi

Peluncuran Prangko Empat Pahlawan Nasional TNI AU_ Airspace ReviewAntara, Tribunnews

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – TNI Angkatan Udara bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PT Pos Indonesia resmi meluncurkan prangko bertema empat pahlawan Nasional TNI AU.

Peluncuran prangko dilaksanakan di Markas Besar TNI Angkatan Udara (Mabesau), Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin (14/12). Turut hadir dalam peluncuran prangko ini Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi.

Keempat Pahlawan Nasional TNI AU yang dijadikan tema prangko adalah: Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda TNI Abdul Halim Perdanakusuma, dan Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahjudi.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dalam sambutannya saat peluncuran prangko ini mengatakan, para pahlawan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam menorehkan sejarah emas dan identitas jadi diri bangsa.

Selain itu perjuangan para pahlawan nasional memberikan inspirasi bagi semangat persatuan dan perjuangan kita selaku generasi penerus bangsa.

“Para pahlawan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam menorehkan sejarah emas dan identigas jati diri bangsa. Perjuangan para pahlawan memberikan inspirasi bagi semangat persatuan serta perjuangan kita bersama selaku generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan bangsa dan sebagai fondasi dalam membangun negara,” kata Kasau.

Momentum peluncuran prangko ini, lanjut Kasau, dapat menjadi refleksi perjuangan dan keteladanan para pahlawan TNI Angkatan Udara serta menjadi tolak ukur perjuangan dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ditambahkan, peluncuran prangko bertema empat Pahlawan Nasional TNI AU merupakan salah satu bukti konkret penghargaan TNI AU kepada para pendahulu yang telah berjasa mendirikan fondasi yang kokoh hingga TNI AU bisa berdiri tegak dan seprofesional seperti sekarang.

Senada dengan Kasau, Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam sambutannya mengatakan, penerbitan prangko ini sebagai wujud penghargaan bagi para Pahlawan Nasional TNI AU.

Ia menandaskan, sudah sepatutnya kita bangga dengan prangko yang diusulkan dan dipilih langsung oleh TNI AU yang merupakan salah satu institusi kebanggaan Bangsa Indonesia.

Menkominfo juga berharap, penerbitan prangko ini dapat menjadi pemacu semangat bagi seluruh prajurit TNI AU.

“Prangko ini telah diterbitkan bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November, namun peluncurannya dilaksanakan hari ini,” lanjut Menkominfo menjelaskan.

Ia juga menerangkan bahwa prangko bertema empat Pahlawan Nasional TNI AU menerapkan teknologi digital.

Pada perangko ini disematkan kode khusus yang dapat memberikan informasi lebih detail apabila dipindai melalui aplikasi.

Mengacu pada profil empat Pahlawan Nasional TNI AU yang dijadikan tema prangko seri pahlawan ini, berikut adalah biografi singkat mereka, disadur Airspace Review dari brosur Pahlawan Nasional Angkatan Udara yang diterbitkan oleh Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara:

Marsekal Muda TNI Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh

Lahir di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1909. Sejak muda Abdulrachman Saleh selalu aktif di kegiatan organisasi-organisasi kepemudaan dan memelopori pendirian pemancar radio sehingga berhasil menyiarkan pidato Presiden RI Soekarno. Saat menjadi Komandan Lanud Maospati, ia mendirikan Sekolah Radio Udara. Lalu pada saat menjadi Komandan Lanud Bugis di Malang ia mendirikan Sekolah Teknik Udara. Abdulrachman Saleh gugur bersama Adisutjipto saat pesawat yang ditumpangi mereka ditembak oleh pesawat Kitty Hawk Belanda pada tanggal 29 Juli 1947.

Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisutjipto

Lahir di Salatiga pada tanggal 4 Juli 1916. Pada bulan Agustus 1945, Adisutjipto bergabung dengan TKR Jawatan Penerbangan Maguwo. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 1945 ia berhasil menerbangkan pesawat Cureng dengan logo Merah Putih di atas Yogyakarta. Pada tanggal 15 November 1945, Adisutjipto mendirikan Sekolah Penerbang Maguwo sekaligus menjadi instrukturnya. Tanggal 9 April 1946 keluar Penetapan Pemerintah No.6/SD Tahun 1946 Tentang Pembentukan TRI AU, Adisutjipto diangkat sebagai Wakil Kepala Staf II merangkap Kepala Sekolah Penerbang Maguwo dan Kepala Bidang Pendidikan TNI AU. Tanggal 29 Juli 1947 ia gugur saat pesawat Dakota VT-CLA yang ditumpanginya dalam misi kemanusiaan ditembak oleh pesawat Kitty Hawk Belanda.

Marsekal Muda TNI Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma

Lahir di Sampang Madura pada tanggal 18 November 1922. Setelah Perang Dunia II berakhir, Halim kembali ke Jakarta dan bergabung dengan TRI AU untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan dan membangun Angkatan Udara. Pada bulan Juli 1947 ia menyusun operasi serangan udara pertama ke kedudukan Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Halim gugur saat melaksanakan misi ke luar negeri untuk penjajakan lebih jauh tentang pembelian pesawat dan senjata. Pesawatnya terjebak cuaca buruk dan jatuh di Labuhan Bilik Besar antara Tanjung Hantu dan Teluk Senangin di Pantai Lumut.

Marsekal Pertama TNI Anumerta Iswahjudi

Lahir di Surabaya pada tanggal 15 Juli 1918. Pada bulan Desember 1945 Iswahjudi mengikuti pendidikan Sekolah Penerbangan di Yogyakarta yang dipimpin oleh Adisujtipto, meskipun sebelumnya ia telah mengikuti Sekolah Penerbangan, Militaire Luchvart Opsleiding School, di Kalijati, Subang. Karena pengalamannya tersebut, hanya dalam waktu tiga minggu Iswahjudi berhasil menjadi penerbang andal dan diangkat sebagai instruktur. Iswahjudi pun selalu melaksanakan misi-misi penerbangan percobaan, demonstrasi, dan terbang melaksanakan inspeksi ke pangkalan-pangkalan udara. Pada tanggal 14 Desember 1947 ia gugur bersama Halim Perdanakusuma saat melaksanakan misi ke luar negeri untuk penjajakan lebih jauh tentang pembelian pesawat dan senjata.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *