AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dengan semakin meningkatnya ancaman militer dari China, Taiwan telah menggelontorkan 278 juta dolar USD untuk meningkatkan kemampuan sistem pertahanan udaranya.
Hal ini diungkapkan oleh surat kabar online Taiwan News baru-baru ini. Disebutkan, dana tersebut digunakan untuk pengadaan 30 peluncur sistem rudal pertahanan udara bergerak TC-2 (Tien Chien-2), enam pusat kendali tempur, enam sistem radar array bertahap, dan 246 rudal Sky Sword II.
Seperti diketahui, salah satu bentuk tekanan dari China yang paling nyata adalah peningkatan aktivitas militer yang signifikan di sekitar Taiwan.
Pesawat-pesawat militer Angkatan Udara China (PLAAF) seringkali melakukan aksi-aksi intimidasi dengan masuk ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan dan latihan Angkatan Laut China (PLAN) digelar masif di Selat Taiwan.
Mengenai TC-2, sistem rudal pertahanan udara bergerak ini dikembangkan oleh Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan (NCSIST) Taiwan.
TC-2 diluncurkan ke hadapan publik pertama kalinya pada Pameran Teknologi Dirgantara & Pertahanan Taipei, TADTE 2017.
Sistem ini dapat digunakan untuk menyerang semua jenis platform udara baik pesawat sayap tetap, helikopter, maupun drone yang bergerak pada ketinggian rendah hingga menengah.
Sistem pertahanan udara TC-2 berbasis pada sasis truk berpenggerak 4X4. Di bagian belakangnya terdapat empat boks berisikan rudal Sky Sword II.
Sky Sword II merupakan rudal jenis Beyond Visual Range (BVR). Rudal dengan panjang 3,69 m, diameter 19 cm, dan bobot 184 kg ini dapat menjangkau sasaran hingga lebih 100 km dan ketinggian hingga 15 km (50.000 kaki).
-RBS-
JorĀ²an Taiwan dalam belanja alutsista akan menjadi bumerang bagi Amerika sendiri jika suatu saat pemilu taiwan dimenangkan oleh kubu pro-china.