AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebanyak 24 anggota Parlemen AS dari Partai Republik mendesak Lockheed Martin melalui Menteri Angkatan Udara Frank Kendall untuk mempercepat pengerjaan upgrade (peningkatan kemampuan) 141 F-16A/B Block 30 Angkatan Udara Taiwan ke Block 70/72 (F-16 Viper), serta pengiriman 66 F-16V baru.
Hal ini untuk mengantisipasi potensi serangan yang akan dilakukan China terhadap Taiwan.
Pengerjaan modifikasi F-16A/B Taiwan telah mundur selama 15 bulan karena terhambatnya komponen dan rantai pasokan untuk peningkatan jet-jet tempur tersebut.
Dikatakan bahwa berdasarkan program Penjualan Militer Asing (FMS) yang telah disepakati, pengerjaan upgrade tersebut seharusnya selesai pada tahun 2025-2026, namun mundur ke tahun 2026-2027.
Meskipun ada beberapa perbaikan dalam menjalankan program, Parlemen AS menilai masih adanya risiko dari keterlambatan tersebut.
“Oleh karena itu, kami akan terus memantau upaya ini dengan cermat, terutama terkait dengan pengorganisasian, penempatan staf, pendanaan, dan penentuan prioritas pengiriman dan operasi penerbangan feri yang mendukung pengiriman 66 pesawat F-16 baru tepat waktu ke Taiwan,” bunyi pernyataan tertulis anggota Parlemen AS dari Partai Republik.
Seperti diketahui, AS dan Taiwan telah menyepakati upgrade 141 pesawat F-16A/B Block 30 buatan tahun 1990-an menjadi pesawat berkonfigurasi F-16 Block 70/72, serta pembelian 66 model F-16V baru.
Saat dimintai komentarnya, Juru Bicara Angkatan Udara AS mengatakan “Departemen Angkatan Udara akan memberikan informasi terkini langsung kepada anggota Kongres,” seperti diberitakan Air & Space Forces Magazine.
Pembuat F-16 Lockheed Martin “berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Taiwan kepada kami dalam program F-16-nya,” kata seorang juru bicara.
“Dalam kemitraan dengan pemerintah AS, Lockheed Martin fokus pada pengembangan kemampuan F-16 untuk mendukung tujuan kerja sama keamanan AS.”
Lockheed Martin bermitra dengan Aerospace Industrial Development Corp. Taiwan untuk melakukan peningkatan kemampuan F-16 di dalam negeri.
Peningkatan tersebut mencakup radar aktif AN/APG-83 yang baru, peralatan perang elektronik baru, perbaikan struktural, komputer misi baru, datalink, dan sistem cuing yang dipasang di helm, serta jenis senjata tambahan.
Pesawat versi Viper baru sedang dibangun di pusat produksi dan reparasi F-16 di Lockheed, Greenville, SC.
F-16 pertama yang ditingkatkan telah memasuki layanan Taiwan pada tahun 2018, dan kemampuan operasional awal dengan tipe tersebut diharapkan akhir bulan ini.
Kesepakatan F-16V, yang ditandatangani pada tahun 2019, bernilai sekitar 8 miliar USD.
“Kami menyadari bahwa kasus FMS ini dipengaruhi sejak awal oleh asumsi optimis tentang seberapa cepat teknologi baru dan modifikasi dapat diintegrasikan ke dalam desain awal F-16,” kata para anggota dewan.
“Taiwan sangat membutuhkan pesawat baru dan yang ditingkatkan ini, dan Taiwan yang lebih kuat dan tangguh akan meningkatkan stabilitas di Selat Taiwan,” lanjut mereka.
Para anggota mengatakan bahwa mereka siap bekerja sama dengan Kendall untuk memastikan kedua kasus FMS tidak tertunda lebih lanjut.
Pada bulan Mei, pejabat Taiwan mengatakan bahwa pengiriman F-16V akan mundur dari tahun 2023 hingga 2024, karena kekurangan suku cadang dan masalah rantai pasokan.
Angkatan Udara AS mengatakan pada saat itu bahwa kekurangan suku cadang juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan sistem pertahanan di seluruh dunia.
Perkiraan saat ini, seluruh 66 F-16V semuanya akan dikirim ke Taiwan pada akhir tahun 2026.
Sementara modifikasi F-16 Block 70/72 telah tertunda lebih dari 15 bulan karena kompleksitas pengembangan perangkat lunak yang tidak diantisipasi oleh produsen peralatan aslinya.
Dalam surat mereka, para anggota Parlemen AS mencatat bahwa China telah mengerahkan 1.737 pesawat ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan pada tahun 2022. Provokasi tersebut meningkat pada tahun 2023.
-RNS-