AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Ukraina menghadapi kesulitan dalam berperang melawan Rusia seiring menysutnya jumlah sistem persenjataan yang dimiliki, sementara kiriman persenjataan baru masih terus diharapkan.
Terkait tank M1A1 Abrams yang dipasok oleh Amerika Serikat, Zelensky mengatakan, tank tempur utama dari AS tersebut tidak mengubah situasi perang sebab jumlahnya terlalu sedikit.
Selain Abrams, Ukraina telah menerima beragam tank dari negara sekutu seperti tank Leopard, Challengers, yang masing-masing merupakan tank andalan Jerman dan Inggris.
Zelensky mengakui, tank-tank tersebut sangat bagus dari sisi kualitas, namun dari sisi jumlah tidak memadai.
“Kami ingin meningkatkan hubungan kami dengan Amerika, dan kami berharap dapat menerima lebih banyak pengiriman. Namun, pada saat ini, sulit bagi saya untuk menegaskan bahwa tank Abrams memainkan peran utama di medan perang karena jumlah mereka yang sedikit,” jelas Zelensky dalam video yang ia bagikan di akun Facebook.
Pada bulan September lalu, AS mempublikasikan pengiriman pertama tank Abrams ke Ukraina, sebagai komitmennya yang telah disampaikan pada awal tahun.
Menurut pengumuman baru-baru ini dari Amerika Serikat, seluruh 31 tank Abrams yang dijanjikan Presiden Joe Biden telah tiba di Ukraina.
Tidak hanya tank Abrams, melainkan juga mesin lain yang berbasis sasis Abrams kini berada di Ukraina. Ini termasuk M1150 Assault Breacher Vehicle (ABV).
Perang Ukraina dengan Rusia telah berlangsung sejak 24 Februari 2022. Namun hingga saat ini perang belum juga berakhir.
Di sisi yang lain, Zelensky menyadari bahwa pengiriman persenjataan dari AS ke Ukraina terhambat. Saah satu sebanya adalah karena AS sedang mengarahkan perhatian pada perang antara Israel dengan Hamas.
-JDN-