AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Maskapai nasional Papua Nugini, Air Niugini, telah menandatangani kontrak pemesanan (firm order) dengan Airbus untuk enam pesawat lorong tunggal generasi terbaru A220-100.
Pengadaan pesawat tersebut sebagai bagian dari program modernisasi armadanya. Air Niugini juga akan membeli tiga A220-300 dan dua A220-100 dari lessor pihak ketiga.
Pesanan tersebut diumumkan pada sebuah acara di Port Moresby oleh Acting Chief Executive Officer Air Niugini Gary Seddon dan President Airbus Asia-Pacific Anand Sandley di hadapan Prime Minister Papua Nugini Hon. James Marape dan Minister for State Enterprises Hon. William Duma.
Air Niugini akan mengoperasikan A220 untuk penerbangan di jaringan domestik dan regional, mengandalkan keunggulan pesawat ini dalam hal jarak tempuh yang luar biasa jauh, tingkat konsumsi bahan bakar terendah.
Pesawat juga memiliki kabin terluas pada kategori pesawat berkapasitas 100-150 penumpang.
Seluruh kemampuan tersebut akan memberikan Air Niugini kapasitas serta fleksibilitas pada setiap penerbangan di jaringan domestiknya sekaligus memungkinkan maskapai tersebut untuk terbang langsung dari ibu kota Port Moresby ke berbagai destinasi baru di wilayah Asia Pasifik, tulis Airbus dalam rilisnya.
Gary Seddon, Acting Chief Executive Officer Air Niugini mengatakan, pembelian pesawat A220 menjadi tonggak sejarah bagi maskapai tersebut untuk mendukung pertumbuhan perdagangan dan pariwisata di Papua Nugini.
Pesawat baru ini akan memberikan kenyamanan maksimal kepada penumpang kami, sekaligus memastikan konsumsi bahan bakar dan emisi kami berkurang secara signifikan jika dibandingkan dengan pesawat lama yang akan digantikan oleh A220.
Menteri Duma mengatakan, ini adalah peristiwa penting bagi Air Niugini bertepatan dengan ulang tahun maskapai yang ke 50.
“Air Niugini memesan enam pesawat regional baru yang akan merevolusi penerbangan bagi masyarakat Papua Nugini. Saya tidak sabar untuk menyambut ‘People’s Balus’ (pesawat rakyat) di langit Papua Nugini,” ujarnya.
Christian Scherer, Airbus Chief Commercial Officer dan Head of International menyampaikan, Air Niugini telah menyaksikan betapa banyak nilai yang dapat dibawa oleh kehadiran A220 jika dibandingkan dengan produk lain di kelas yang sama.
“A220 memiliki keunggulan dalam hal efisiensi, jarak tempuh, dan kenyamanan, belum lagi potensinya untuk berkembang di masa depan. Kami berterima kasih kepada Air Niugini atas kepercayaannya kepada Airbus dan kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada maskapai ini dalam masa transisinya ke armada yang baru,” kata dia.
Air Niugini juga mengumumkan bahwa mereka telah memilih sistem pendukung perencanaan penerbangan dari anak perusahaan Airbus, NAVBLUE, yakni N-Flight Planning (N-FP).
Solusi ini akan membantu maskapai mengoptimalkan konsumsi bahan bakar, waktu, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan operasional, sekaligus memastikan keselamatan dan kepatuhan juga terus terpenuhi secara menyeluruh.
A220 adalah pesawat paling modern pada kategori ukurannya. Pesawat memiliki kapasitas 100 hingga 150 penumpang dan jarak tempuh hingga 3.450 mil laut (6.390 km).
Tergantung pada konfigurasi kabin, A220-100 memiliki kapasitas 100-135 penumpang. Sedangkan A220-300 yang berukuran lebih besar dirancang khusus untuk mengangkut 120-150 penumpang.
Pesawat ini ditenagai oleh mesin GTF™ generasi terbaru dari Pratt & Whitney yang memiliki pembakaran bahan bakar dan emisi CO2 menjadi 25% lebih rendah per kursi dibandingkan dengan pesawat generasi sebelumnya.
A220 juga memiliki kabin, kursi, dan jendela terbesar di kelasnya, memberikan kenyamanan yang maksimal bagi penumpang.
Seperti pesawat Airbus lainnya, A220 sudah dapat beroperasi dengan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) hingga 50%.
Airbus menargetkan agar semua pesawatnya mampu beroperasi dengan 100% SAF pada tahun 2030.
Hingga akhir September 2023, Airbus telah menerima lebih dari 800 pesanan dari sekitar 30 pelanggan untuk A220 dengan lebih dari 280 di antaranya telah dikirimkan.
A220 telah beroperasi dengan sukses dengan 17 maskapai penerbangan di seluruh dunia.
-KMZ-