AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Arab Saudi dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi 54 jet tempur Rafale yang diproduksi oleh Dassault Aviation, Prancis.
Informasi tersebut pertama kali dilaporkan oleh Intelligence Online. Dikatakan bahwa niat mengakuisisi Rafale ini dilatarbelakangi oleh ketidakmungkinan Arab Saudi untuk memperoleh Eurofighter Typhoon tambahan untuk Royal Saudi Air Force (RSAF).
Pihak berwenang Saudi telah mengirimkan permintaan biaya rinci kepada Dassault untuk pembelian 54 jet tempur omnirole tersebut.
Pihak Kerajaan menunggu jawaban dari Dassault paling lambat tanggal 10 November 2023, seperti dilaporkan La Tribune mengutip berbagai sumber.
Potensi akuisisi 54 jet Rafale oleh Arab Saudi semakin memperkuat posisi Prancis di pasar pertahanan Timur Tengah dan meneguhkan Rafale sebagai jet tempur yang banyak diminati di kawasan.
Mesir menjadi negara pertama di kawasan yang memperoleh 24 jet Rafale mulai tahun 2015. Kemudian pada tahun 2021 menambah pesanan 30 unit lagi.
Qatar pada 2015 juga memesan 24 Rafale dan kemudian pada tahun 2017 menambah pesanan 12 Rafale serta opsi untuk menambah 36 uinit lagi.
Pada Desember 2021, Dassault Aviation menerima pesanan terbesarnya dari Uni Emirat Arab sebanyak 80 Rafale.
Di kawasan lainnya, Pada 2016 India memesan 36 Rafale dan seluruh pesawat saat ini telah diterima. India juga mengajukan opsi untuk menambah 18 unit lagi.
Pada 2021 Kroasia menandatangani kontrak untuk pengadaan 12 Rafale. Seluruh pesawat rencananya akan diterima pada 2025 dengan pengiriman enam unit pertama pada 2024.
Pada Februari 2022, Indonesia menandatangani pengadaan 42 jet Rafale. Pengiriman pesawat kelompok pertama rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2026.
Rafale tumbuh menjadi primadona di berbagai negara. Pesawat ini bersaing dengan pesawat tempur generasi keempat plus lainnya, seperti F-16 Viper dari Lockheed Martin.
-RNS-
Agar terhubung dengan pemesanan dari banyak negara dan dapat memperbesar produksi dan menjaga kwalitas zet tempur sebelum diantar kepada negara pemesan.GBU