AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Buntut dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, Boeing telah mempercepat pengiriman 1.000 bom pintar ke Tel Aviv.
Bom Diameter Kecil (SDB) seberat 250 pon, yang merupakan bagian dari kontrak Israel dengan Boeing tahun 2021, diangkut dari pangkalan Angkatan Udara AS menggunakan transportasi Angkatan Udara Israel.
Hal itu dikatakan seorang pejabat industri AS, lapor Bloomberg tanpa menyebutkan nama pejabat tersebut.
Berbicara kepada para wartawan, pejabat senior pertahanan AS itu menerangkan bahwa pengadaan bom SDB oleh Israel bukan merupakan program Penjualan Militer Asing (FMS), melainkan Penjualan Komersial Langsung (DCS) yang diminta Israel kepada Boeing, dengan persetujuan Washington.
Pejabat lainnya menerangkan, kontrak antara kedua belah pihak itu bernilai 735 juta selama beberapa tahun.
Pengadaan ini juga termasuk peralatan untuk mengubah bom konvensional menjadi bom berpemandu GPS atau biasa disebut JDAM (Joint Direct Attack Munition).
Sementara itu, secara terpisah pemerintahan Biden diperkirakan akan mengumumkan pasokan senjata baru ke Israel.
Secara rutin AS sendiri memberikan bantuan lebih dari 3 miliar USD setiap tahunnya kepada Israel.
SDB
Small Diameter Bomb atau Boeing memberinya kode GBU-39B, merupakan bom generasi berikutnya dari dari kelompok bom serang presisi berbiaya rendah.
Bom ini dapat dibawa oleh beragam jet tempur seperti F-15E, F-16, F-35, F-22, dan juga pembom B-1B serta B-2.
SDB memiliki ukuran ringan dan kecil, artinya dapat dimuat dalam jumlah yang banyak di pesawat. Bom berbobot 250 pon ini memiliki radius mematikan yang lebih kecil, namun teknologi canggihnya menjadikan ledakan kecil itu sebuah keuntungan, bukan kerugian.
“SDB adalah senjata pencari koordinat yang sangat tepat,” kata pejabat USAF.
Bom ini dapat menyerang targetnya tanpa ledakan berlebihan dan fragmentasi senjata yang lebih besar. Bom ini menimbulkan kerusakan tambahan yang lebih kecil sehingga tidak menghancurkan yang bukan targetnya.
Bom ini dapat dibawa menggunakan pod BRU-61/A yang memuat empat bom pada satu tiang senjata.
Ini juga merupakan senjata serbaguna. Jangkauan SDB lebih dari 50 mil laut ketika diluncurkan pada ketinggian 40.000 kaki dengan kecepatan Mach 0,95.
Hal ini memungkinkan sebuah pesawat meluncurkan SDB ke berbagai sasaran, sekaligus berada di luar jangkauan banyak sistem antipesawat.
Selain itu, senjata ini dapat digunakan segala cuaca, efektif siang atau malam hari dan dapat ditembakkan ke sasaran di depan, di samping, dan di belakang pesawat yang membawanya.
Bom ini efektif pada target stasioner dalam jarak 1,2 meter.
Sasaran yang umum di antaranya adalah bunker pesawat yang diperkeras, radar peringatan dini, peluncur rudal SCUD yang tidak bergerak, artileri yang tidak bergerak, dan lainnya.
-RNS-